“Rembug Anak” Suarakan Aspirasi Generasi Muda Banyuwangi

by -2638 Views
Girl in a jacket

Banyuwangi, seblang.com – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi telah menyelenggarakan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Anak, yang dikenal dengan nama “Rembug Anak”. Kegiatan ini bertujuan untuk menghimpun aspirasi anak-anak, yang akan menjadi pertimbangan penting dalam pengambilan keputusan terkait pemenuhan hak-hak mereka.

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menjelaskan bahwa dengan perubahan zaman yang begitu cepat, pemikiran anak-anak pun telah berkembang pesat. Oleh karena itu, penting untuk memahami kebutuhan mereka di era saat ini. “Rembug Anak ini dibuat untuk kebutuhan ini,” kata Bupati Ipuk pada Sabtu (4/5/2024).

Kegiatan Rembug Anak dilaksanakan di pelinggihan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi. Berlangsung selama dua hari, 2-3 Mei 2024, acara ini diikuti oleh 50 pelajar dari tingkat SMP/SMA dari berbagai wilayah Banyuwangi. Mereka adalah perwakilan dari forum anak tingkat kelurahan, kecamatan, dan kabupaten, termasuk perwakilan dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK).

Dalam forum ini, dibahaslah 5 kluster utama, mulai dari hak sipil dan kebebasan, lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif, kesehatan dasar dan kesejahteraan, pendidikan pemanfaatan waktu luang dan kegiatan budaya, serta perlindungan khusus.

Bupati Ipuk menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi sarana penting untuk menemukan permasalahan, potensi, dan kebutuhan anak-anak. Dia juga menyoroti kurangnya keterlibatan anak-anak dalam proses pengambilan keputusan, yang sering mengakibatkan kebijakan yang tidak sesuai dengan harapan mereka.

“Ini menjadi media untuk menjaring aspirasi anak-anak Banyuwangi. Apa yang dihasilkan dari forum ini, akan kami jadikan pertimbangan untuk perencanaan dan penyusunan program kerja ke depan,” ungkap Bupati Ipuk.

Para siswa juga aktif menyampaikan berbagai usulan. Salah satunya datang dari Bilquis Syifa Aziza, yang mengusulkan peningkatan kegiatan outdoor. Dia menyatakan, “Kami ingin ada kegiatan permainan outdoor berbasis budaya lokal, untuk mengenalkan budaya daerah dan mendorong sosialisasi tanpa tergantung pada gadget dan game online.”

Selain itu, M. Ega Arizona Vata mengusulkan pembuatan aplikasi adminduk khusus untuk disabilitas. Dia menjelaskan, “Kami mengusulkan pembuatan aplikasi adminduk yang bisa membaca dan mengeluarkan suara untuk membantu teman netra mengetahui identitasnya.”

Nabila Patricia Elita, Ketua Forum Anak, juga menyuarakan permintaan agar sosialisasi tentang pencegahan kasus pelecehan seksual, kekerasan terhadap anak, bullying, dan dampak pernikahan dini lebih ditingkatkan lagi. “Kami mohon agar dinas terkait semakin masif melakukan sosialisasi ini, bahkan hingga ke pelosok desa,” ujarnya.

Sebelumnya, para peserta Rembug Anak diajak untuk mengunjungi berbagai lokasi terkait kluster pembahasan. Mereka mendapatkan informasi tentang berbagai permasalahan dan solusi yang telah dilakukan oleh berbagai dinas terkait, seperti Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Kantor Urusan Agama (KUA), Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, dan Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan KB (Dinsos PPKB). Misalnya, di Dinas Pendidikan, mereka mendiskusikan masalah putus sekolah dan kecanduan game online serta gadget.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.