Ponorogo, seblang.com – Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay, secara resmi menetapkan 58 kota baru sebagai anggota UNESCO Creative Cities Network (UCCN) bertepatan dengan peringatan World Cities Day 2025.
Dua di antaranya berasal dari Indonesia, yakni Ponorogo yang ditetapkan sebagai Kota Kreatif bidang Crafts and Folk Art, serta Malang sebagai Kota Kreatif bidang Media Arts.
Dengan bergabungnya dua kota ini, Indonesia kini memiliki tujuh kota kreatif UNESCO.
“Penambahan Ponorogo dan Malang menegaskan bahwa ekosistem kreatif Indonesia tumbuh tidak hanya di kota-kota metropolitan, tetapi juga di daerah yang kuat akar budayanya dan dinamis dalam inovasi digital,” ujar Satrya Wibawa, Wakil Delegasi Tetap Republik Indonesia untuk UNESCO di Paris, Prancis, Jumat (31/10/2025).
Satrya juga menyampaikan apresiasi kepada pemerintah daerah, pemangku kepentingan kreatif, serta kementerian dan lembaga yang telah mengawal aplikasi kedua kota sejak 2024.
“Status ini bukan sekadar gelar seremonial, tetapi mandat kerja sama internasional yang harus segera ditindaklanjuti melalui program, festival, riset, dan jejaring kreatif,” tambahnya.
Keberhasilan Ponorogo di bidang Crafts and Folk Art menempatkan kekuatan seni rakyat—terutama tradisi Reog Ponorogo, kerajinan pendukung, dan ekosistem pelaku budaya lokal—ke dalam jejaring kota dunia yang menjadikan kriya dan seni rakyat sebagai penggerak pembangunan berkelanjutan.
Sementara itu, Malang masuk kategori Media Arts karena kapasitasnya di bidang game, animasi, digital storytelling, komunitas maker space, serta dukungan kuat dari universitas dan sektor kreatif muda di Jawa Timur.
Dengan status ini, Malang berkesempatan untuk berkolaborasi dan belajar dari kota-kota kreatif lain di dunia seperti Changsha atau Gwangju, sekaligus memperkuat jaringan Asia Tenggara berbasis konten lokal.
Sebelum tahun 2025, Indonesia telah memiliki lima kota yang tergabung dalam jaringan UCCN, yaitu Pekalongan (Crafts and Folk Art, 2014), Bandung (Design, 2015), Ambon (Music, 2019), Jakarta (Literature, 2021), dan Surakarta/Solo (Crafts and Folk Art, 2023).
Dengan bertambahnya Ponorogo dan Malang, total kini Indonesia memiliki tujuh kota kreatif UNESCO, menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara Asia dengan portofolio kreatif paling beragam di jaringan Kota Kreatif UNESCO — meliputi bidang kriya dan seni rakyat, desain, musik, sastra, dan media arts.
UNESCO menegaskan bahwa kota-kota kreatif diharapkan menjadikan budaya dan industri kreatif sebagai penggerak ketahanan sosial, investasi, serta kohesi komunitas. Tahun ini, UNESCO menambah 58 kota baru, sehingga jejaring UCCN kini mencakup 408 kota dari lebih 100 negara, termasuk bidang baru “Arsitektur” yang pertama kali diperkenalkan tahun ini.
Satrya Wibawa menekankan pentingnya langkah strategis pasca penetapan ini. “Pemerintah kota perlu bekerja sama dengan kementerian dan pemangku kepentingan terkait untuk melaksanakan rencana aksi empat tahun bagi Ponorogo dan Malang sesuai pedoman UCCN,” ujarnya.
Ia juga berharap kedua kota dapat berkoordinasi dengan kota-kota kreatif Indonesia lainnya untuk membentuk Cluster Indonesia Creative Cities di UNESCO, agar kolaborasi lintas daerah semakin kuat dan berkelanjutan./////////










