Malang, seblang.com – Untuk mencegah peningkatan angka stunting serta upaya pencegahan perubahan iklim di Kabupaten Malang, Bupati Malang H.M Sanusi mencanangkan penanaman pohon Moringa atau Kelor di wilayah wilayah yang rawan stunting.
“Hari ini kita secara simbolis akan melakukan penanaman Moringa sebanyak 25 Ribu bibit Moringa agar masyarakat terbiasa memakan tanaman kelor tersebut karena kandungan gizi dan nutrisinya sangat tinggi yang sangat dibutuhkan,” kata Bupati usai penanaman pohon kelor di depan kantor Kecamatan Pujon, Senin (23/12/2024).
Selain mencegah angka stunting, tanaman kelor juga berguna untuk menangkal perubahan iklim dimana keberadaan daun hijau yang banyak akan menyerap CO2 dari lingkungan sekitar dan sekaligus memproduksi O2.
“Keberadaan tanaman kelor bisa menangkal perubahan iklim sehingga dapat menyerap karbon lebih cepat dengan begitu masyarakat yang banyak menanam kelor udaranya semakin segar, karena pencemaran udara bisa terserap oleh keberadaan tanaman kelor ini,” ungkap Abah Sanusi.
Kedepannya, Bupati Malang yang baru saja menang Pilkada ini akan memerintahkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Malang untuk menanam kelor.
“Sehingga saya instruksikan di semua perkantoran (OPD) tanam kelor ini dengan Surat Keputusan (SK) Bupati Malang,” tegas Bupati Sanusi.
Angka stunting di Kabupaten Malang saat ini berada pada kisaran 6,2 persen dari angka 23 persen saat menjadi Bupati Malang, dengan banyaknya penanaman kelor ini akan semakin banyak gizi dan nutrisi.
“Saat saya menjadi Bupati Malang angka stunting berada pada posisi 23 persen, saat ini angka stunting sudah berada di angka 6,2 persen, sudah turun. Jadi semakin banyak masyarakat menanam kelor ini semakin banyak gizi yang diberikan pada anak anak, nanti akan bersamaan dengan program makan bergizi gratis dari Pemerintahan Presiden Prabowo,” beber orang nomor satu di Kabupaten Malang ini.
Bupati Malang beralasan memilih kecamatan Pujon dalam pencanangan penanaman kelor ini, karena udaranya yang sejuk serta angka stunting di wilayah Malang barat agak tinggi beberapa waktu lalu.
“Dipilihnya Kecamatan Pujon ini karena tempatnya sejuk dan angka stuntingnya agak banyak, dulu saat saya jadi Bupati di Kecamatan Pujon stuntingnya 28 persen sekarang turun diangka 15 persen,” jelas Bupati Malang.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang Ahmad Dzulfikar Nurrahman mengungkapkan pihaknya menginisiasi program pencegahan stunting serta merespon upaya perubahan iklim.
“Dengan melakukan penanaman dan penghijauan di Kabupaten Malang ini yang nantinya hasilnya bisa dimanfaatkan untuk menambah nutrisi dan gizi anak anak balita kita yang masih kena stunting, tanaman kelor ini,” terang A.D Nurrahman Plt Kadis DLH.
Pihaknya menjelaskan pemilihan tanaman kelor untuk program ini karena tanaman kelor memiliki kemampuan bertahan hidup cukup baik, berfungsi restorasi lingkungan yang cukup bagus dimana akarnya mampu menahan tanah, bijinya bisa diolah menjadi air dan mampu hidup dikondisi tanah apapun.
“Jadi penanaman kelor ini, bisa bertahan hidup dari perubahan iklim di lingkungannya yang dampaknya tanaman kelor ini bisa menyerap karbon dan menghasilkan oksigen yang sehat bagi lingkungan,” imbuh Afi panggilan akrab Ahmad Dzulfikar Nurrahman.
Afi berharap pada tahun 2026 mendatang bisa menanam 100 ribu bibit tanaman kelor, dengan tahapan penanamannya menunggu musim hujan dan dibagi 4 tahap akhir dan awal tahun.
Tiap penanaman sebanyak 25 ribu bibit dan targetnya 100 ribu bibit pada tahun 2026.
“Jadi tiap tahap pelaksanaan sebanyak 25 ribu bibit tanaman kelor jadi sampai pada awal tahun 2026 nanti sudah tertanam 100 ribu bibit, ketika sudah lebih mau dilanjut program ini itu tidak apa apa, umpanya lebih dari 100 ribu tanaman ya Alhamdulillah,” tandasnya.
Target dari DLH kabupaten Malang untuk penanaman pohon kelor ini diutamakan di wilayah atau kecamatan yang angka stuntingnya tinggi, namun nantinya akan ditanam di seluruh wilayah kabupaten Malang.