Banyuwangi, seblang.com – Dr. Ratna Ani Lestari Bupati Banyuwangi 2005 – 2010 menilai tradisi Tumpeng Sewu di Desa Kemiren Kecamatan Glagah Banyuwangi, pada dasarnya mengingatkan para pejabat, masyarakat dan semua elemen untuk wajib menjaga kebersamaan dan keharmonisan keluarga dengan melestarikan budaya makan bersama, sebagaimana tradisi dan budaya yang diajarkan para orang kita.
Menurut Ratna, budaya makan bersama, sudah mulai luntur semenjak masuknya modernisasi dari negara Barat dan diperparah dengan adanya Handphone (HP) serta kemajuan teknologi yang menjadi manusia mengalami keterasingan dan menjadi makhluk yang cenderung abai serta kurang peduli terhadap lingkungan sekitar.
“Makan bersama dan menghadirkan makanan khas lokal yaitu Tumpeng dengan menu utama Pecel Pitik, makanan tradisional khas masyarakat Osing Banyuwangi,” ujar Ratna, Senin (10/6/2024).
Selanjutnya dari sisi pendidikan tradisi Tumpeng Sewu masyarakat Desa Kemiren mengajarkan masyarakat untuk selalu ingat kepada Allah SWT, bersyukur atas semua yang dianugerahkan kepada umat dan dijauhkan dari balak dan musibah, salahsatunya dengan menggelar selamatan, imbuh dia.
Selanjutnya sisi ekonomi, sajian tumpeng menu Pecel Pitik bisa menjadi menjadi daya tarik destinasi wisata kuliner bagi wisatawan nusantara maupun manca negara.” Warga setempat bisa menjual paket-paket tumpengan untuk keluarga/famili ataupun acara-acara dinas / instansi pemerintah dan swasta yang ada di Banyuwangi,” tambah Ratna.
Adapun lokasi jualan bisa memanfaatkan sarana prasaran dan fasilitas yang sudah ada. Misalnya di area kantor-kantor, disepanjang jalan maupun di rumah – rumah pribadi penduduk setempat.
Disamping warga tidak perlu mengeluarkan investasi untuk membangun tempat khusus juga supaya tercipta suasana akrab dan kekeluargaan serta menciptakan kesan seakan berada dalam rumah sendiri.
“Saat pelaksanaan ritual Tumpeng Sewu malam kemarin kami di rumah salah seorang tokoh masyarakat Desa Kemiren Pak Tiyo yang mempunyai dokar hias,” imbuh Bu Ratna.
Lebih lanjut dia menambahkan dirinya sangat setuju terhadap usulan Tumpeng menu Pecel Pitik menjadi menu yang dijual kepada masyarakat umum seperti yang ada di salah satu Kampung yang menjual ayam panggang di kabupaten Magetan.
”Sekaligus sebagai salah satu solusi membangun keharmonisan keluarga dengan melestarikan budaya makan bersama dengan menyantap Tumpeng dengan menu khas masyarakat Osing Pecel Pitik,” pungkas Ratna.