Menurut Ipuk, semangat masyarakat Banyuwangi dalam melestarikan dan mengembangkan budaya lokal, terutama Patrol dan Kundaran, merupakan bukti konkret dari kekayaan budaya mereka.
“Festival Budaya Ramadan ini melibatkan peserta dari 25 kecamatan. Setiap kecamatan mengirimkan video patrol dan kundaran sebagai bagian dari proses seleksi. Lima tim terbaik kemudian bersaing di babak final,” tambah Plt Kepala Dinas Pariwisata Banyuwangi, Taufiq Rahman.
Kriteria penilaian festival ini mencakup teknik atraksi, harmonisasi, penataan terbaik, tata busana terbaik, dan vokal terbaik. Penilaian juga berdasarkan pawai yang dilakukan setelah penampilan.
Dengan partisipasi total 20 anggota dalam setiap kelompok kundaran dan 15 anggota dalam kelompok Patrol, festival ini bukan hanya ajang kompetisi, tetapi juga sebuah perayaan.
“Festival ini diharapkan dapat menginspirasi dan memotivasi masyarakat, terutama generasi muda, untuk terus melestarikan dan mengembangkan budaya Patrol dan Kundaran sebagai bagian yang tak terpisahkan dari identitas unik dan kaya Banyuwangi,” pungkasnya. (*)