Malang, seblang.com – Mayoritas Masyarakat di Malang raya hidup dan berpenghasilan dari bidang pertanian dan peternakan. Isu pertanian dan kesejahteraan masyarakat tetap menjadi perhatian lintas sektor dengan pengembangan Sumber Daya Alam (SDA).
“Kami komitmen untuk terus mendorong keberlanjutan sektor pertanian dan peternakan, khususnya di Kabupaten Malang dan Kota Batu yang sebagian besar masyarakatnya menggantungkan hidup dari sektor tersebut,” kata anggota DPRD Provinsi Jawa Timur Dapil Malang raya Saifudin Zuhri di sarasehan “Pengelolaan Sumber Daya Alam Menuju Kemandirian Ekonomi” di Desa Wisata Sidorejo Kecamatan Jabung Kabupaten Malang, Senin (16/6/2025).
Saifudin menambahkan di tengah perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang semakin pesat, sektor pertanian dan peternakan menjadi peluang yang tidak bisa sepenuhnya tergantikan oleh mesin.
Saifudin mencontohkan beberapa tokoh dunia yang mulai berinvestasi pada sektor pertanian organik sebagai bentuk antisipasi terhadap pergeseran ekonomi global akibat disrupsi teknologi.
“Pertanian dan peternakan adalah sektor yang tahan terhadap disrupsi AI. Kita dorong agar masyarakat tidak serta-merta menjual lahannya, namun mengelola sumber daya yang dimiliki untuk kesejahteraan jangka panjang, termasuk anak cucu mereka,” terangnya.
Dirinya tetap terbuka menerima keluhan dan masukan dari warga sebagai bagian dari menyerap aspirasi masyarakat yang nantinya dapat memperkuat peran legislatif sebagai jembatan antara rakyat dan pemerintah.
“Kami berkomitmen untuk terus hadir di tengah masyarakat,” tandas anggota DPRD Jatim Komisi A dari fraksi PDI Perjuangan, Saifudin Zuhri.
Sementara itu, salah satu pemateri sarasehan, H. Soleh Kawimintorogo, tantangan pembangunan desa dan potensi lokal yang belum tergarap maksimal serta sinergi antara pemerintah desa, masyarakat, dan pendamping program untuk menggali dan mengembangkan potensi sumber daya alam di desa-desa.
“Desa punya sumber daya yang luar biasa, tetapi sering kali belum dimanfaatkan secara strategis. Kita perlu dorong pola pikir produktif, bukan konsumtif,” pungkasnya.////