Peternakan Modern di Banyuwangi Produksi 32 Ton Susu Segar per Hari

by -2557 Views
Writer: Teguh Prayitno
Editor: Herry W. Sulaksono
iklan aston

Banyuwangi, seblang.com โ€“ Kabupaten Banyuwangi menjadi salah satu penyuplai utama kebutuhan susu segar di Jawa Timur. Salah satu pusat produksi terbesarnya adalah PT Bumi Rojo Koyo di Desa Tamansari, Kecamatan Licin, yang mampu menghasilkan 32 ton susu segar setiap hari.

Produksi susu segar ini akan ditingkatkan dengan mendatangkan 3.000 sapi perah tambahan melalui kerja sama dengan Australia Barat. Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, mengungkapkan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan ini.



โ€œAlhamdulillah Pemprov Jatim telah mengeluarkan izin penambahan 3.000 ekor sapi. Ini adalah upaya untuk meningkatkan produksi susu di Banyuwangi. Terima kasih atas dukungan penuh dari Pemprov Jatim,โ€ ujar Ipuk saat mendampingi Pj Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, meninjau peternakan tersebut, Senin (23/12/2024).

Ipuk juga menambahkan, produksi susu di Banyuwangi akan dimanfaatkan untuk mendukung program makan bergizi gratis yang akan diterapkan di seluruh sekolah mulai Januari mendatang. โ€œKami berharap produksi ini juga dapat berkontribusi pada ketahanan pangan Jawa Timur dan nasional,โ€ katanya.

Pj Gubernur Adhy Karyono mengungkapkan, 80 persen kebutuhan susu nasional masih dipenuhi melalui impor, sementara Jawa Timur menyumbang 60 persen dari total produksi domestik. โ€œKami akan menjaga kontribusi ini, salah satunya dengan mendatangkan sapi dari Australia Barat pada Februari mendatang,โ€ jelasnya.

Saat ini, PT Bumi Rojo Koyo memiliki 2.500 ekor sapi, dengan 1.100 di antaranya aktif memproduksi susu. โ€œSetiap sapi mampu menghasilkan 28-30 liter susu per hari, sehingga total produksi mencapai 42 ribu liter atau sekitar 32 ton per hari,โ€ ungkap Manajer Operasional PT Bumi Rojo Koyo, Arif Gunawan.

Hasil produksi susu segar ini dipasarkan ke berbagai perusahaan besar, seperti Indolakto dan Greenfield, serta koperasi unit desa (KUD) di Jawa Timur. Selain itu, perusahaan juga mulai memproduksi susu siap minum meski dalam kapasitas terbatas.

Peternakan ini dikelola dengan konsep pertanian modern. Pakan hingga pengelolaan limbah dilakukan secara terintegrasi. โ€œLimbah cair kami gunakan untuk flushing, sementara limbah padatan diolah menjadi pupuk yang dimanfaatkan di lahan pertanian perusahaan seluas 40 hektar,โ€ kata Arif.

Langkah ini menjadikan Banyuwangi sebagai daerah yang terus berinovasi dalam mendukung ketahanan pangan dan mengurangi ketergantungan impor susu nasional. (*)

iklan warung gazebo