Pemkab Banyuwangi Berupaya Tuntaskan Masalah PMI yang Menjadi Korban di Luar Negeri

by -198 Views
Girl in a jacket

Banyuwangi, seblang.com Pemerintah kabupaten Banyuwangi melalui Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Perindustrian terus berupaya melakukan penanganan terhadap Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Banyuwangi yang saat ini bermasalah di Myanmar dan Malaysia.

Menurut Sekretaris Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Perindustrian kabupaten Banyuwangi, Sulistiyowati, saat ini dua PMI yang ada di negara Myanmar dalam penanganan antar negara (G to G). Sedangkan yang di Malaysia sudah ditangani oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).

Dia menuturkan pihaknya terus melakukan komunikasi dan koordinasi dengan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Banyuwangi dan Migrant Care Banyuwangi untuk mencari solusi terbaik dari permasalahan yang menimpa PMI asal Banyuwangi.

“Kami ingin mencari dimana titik salahnya dan tidak menutup kemungkinan masyarakat tahu kalau itu ilegal tetapi mereka kalah dengan iming-iming yang ditawarkan. Kalau PMI legal harus mengikuti pelatihan, bimbingan dan harus menunggu jadwal pemberangkatan,” jelas Alumni Fisip Universitas Jember tersebut di kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Perindustrian Banyuwangi pada Rabu (31/05/2023).

Bahkan pihaknya bersama Migrant Care Banyuwangi berupaya mencari sisi pidananya terkait dugaan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dan melaporkan ke Polresta Banyuwangi yang saat ini masuk tahap penyidikan.

Selain itu pihaknya juga menunggu perkembangan informasi dari kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) terkait kepulangan PMI asal Banyuwangi yang ada di perbatasan negara Thailand – Myanmar tersebut.

Sedangkan untuk PMI asal Banyuwangi yang menjadi korban dugaan tindak kekerasan dan penyiksaan majikan di negara Malaysia, karena menyangkut tindakan pidana dan kondisi korban sakit kemungkinan KBRI kasusnya dituntaskan dan mendapatkan pengobatan. “Tetapi gajinya sudah terbayarkan dan kami mendatangi pihak keluarga mengaku sudah dibayar tinggal menunggu pemulangan,” imbuhnya.

Mantan Camat Wongsorejo itu menambahkan dalam setiap mengadakan pelatihan pihaknya selalu menyelipkan sosialiasi menjadi pekerja Migran Indonesia yang aman. Kemudian pamflet di kantor desa yang sudah hilang akan diganti. ”Karena yang banyak terjadi mereka tidak tahan dengan rayuan dan iming-iming serta kepingin instan,” ujar Ibu satu putri itu.

Program pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan bersama dengan BP2MI dan Migrant Care Banyuwangi antara lain; pembuatan kripik, kerajian dan lain-lain fokus pada wilayah yang menjadi kantong penyumbang PMI di Banyuwangi.

”Kami tidak ingin keluarganya balik lagi, karena sekarang pengerah jasa tenaga kerja yang ilegal cukup banyak,” pungkasnya.////

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.