Banyuwangi, seblang.com – Menjelang pembukaan ritual adat Keboan, Pemerintah Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi, nanggap wayang kulit semalam suntup dengan lakon Wahyu Mustiko Aji oleh dalang Ki Yuwono Lebdo Carito, dari Dusun Cemetuk, Desa Cluring, Kecamatan Cluring.
Rangkaian acara ritual tersebut dihadiri Wakil Budapti Banyuwangi H. Sugirah, bersama Forpimka Kecamatan Rogojampi, Badan Permusywaratan Desa (BPD), perangkat Desa Aliyan, dan seluruh warga desa setempat, Sabtu (30/07/2022) malam.
Anton Sujarwo SE Kepala Desa Aliyan dalam sambutannya sangat mengapresiasi guyup dan rukunnya warga Aliyan,. Lantaran, dari swadaya yang dilakukan, ritual adat Keboan yang dilakaanakan 1 kali dalam setahun tepat di Bulan Suro, sampai hari ini bisa digelar.
Dari guyupnya warga, menurutnya kerukunan ini merupakan simbol persatuan dan kesatuan warga Aliyan, karena mereka bahu – membahu bagaimama cara untuk bisa melaksanakan ritual warisan leluhur. Selain itu, ritual ini juga sebagai ajang silaturahmi, lantaran setiap ritual diselenggarakan banyak warga Aliyan yang merantau di luar desa, balik kampung untuk nyengkuyung bersama – sama agar pelaksanaanya bisa berjalan sukses.
Pihaknya mengakui, tidak bisa melaksanakan ritual adat untuk ungkapan rasa syukur warga Aliyan, atas hasil panen yang melimpah, sekaligus sebagai selamatan bersih desa ini, tanpa masyarakat, mengingat anggaran desa yang tak mampu untuk mensuport pelaksananya. Maka dari itu, dia mengucapkan banyak terimakasih atas keguyuban warga setempat.
“Sangat salut dan mengapresiasi, dan bertereimakasih atas keguyuban seluruh warga, ditambah peran serta para pemuda yang aktif. Sehingga pelaksanaan ritual adat Keboan bisa kembali dilaksanakan pasca pandemi Covid – 19,” terang Kades Aliyan.
Pihaknya menambahkan, ritual ini mampu menyedot para wisatawan baik lokal maupun manca negara. Bahkan, asosiasi keoala desa di luar Banyuwangi juga datang untuk melihat kearifan budaya Banyuwangi. Dari banyaknya warga luar desa yang berdatangan justru dapat menghidukan kembali sektor ekonomi masyarakat, kususnya di Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
“Dagangan warga pada laris, warga luar desa nginapnya juga di Banyuwangi. Dengan ritual ini, setidaknya juga dapat membangkitkan sektor perekonomian yang ada di Banyuwangi,” tambahnya.
Semenatara itu, H. Sugirah Wakil Bupati Banyuwangi dalam sambutannya sangat berterimakasih kepada masyarakat dan Pemerintah Desa Aliyan, dari keguyban dan kerukunan yang dirajut dapat melaksanakan ritual Keboan, yang memang harus terus dilestarikan.
Dalam kesempatan itu pihaknya juga memparkan, dengan seni dan budaya, program Banyuwangi Reborn dapat terlaksana. Terlebih, jika Banyuwangi aman, maka banyak insvestor yang berdatangan ke Banyuwangi. Secara tidak langsung, dengan ini maka juga dapat membangkitkan perekoniman, dan lapangan kerja di Banyuwangi.
“Saya sangat berterimakasih kepada masyarakat Desa Aliyan. Darinkerukunan yang dijalin dapat melaksanakan ritual warisan leluhur. Saya harap, kegiatan seperti ini dapat dilaksanakan di desa lain, agar perekonomian semakin pulih pasca pandemi,” terang H. Sugirah. /////