Festival Kita Bisa: Banyuwangi Rayakan Kreativitas Anak Muda Disabilitas

by -917 Views
Writer: Teguh Prayitno
Editor: Herry W. Sulaksono
iklan aston

Banyuwangi, seblang.com – Bertepatan dengan Hari Disabilitas Internasional, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menggelar Festival Kita Bisa, Selasa (3/12/2024), menampilkan beragam karya kreatif anak-anak muda penyandang disabilitas yang menginspirasi.

Puluhan karya inovatif memenuhi stan di depan aula SD Negeri Model Banyuwangi. Pengunjung dapat menyaksikan kain batik, anyaman dari limbah plastik, aneka kerupuk, snack, robot bertenaga surya, hingga tempat sampah berteknologi sensor gerak.



Salah satu karya memukau adalah game Pin Ball yang diciptakan Ibrahim, siswa penyandang border line dari SMPN 3 Banyuwangi, dengan bimbingan guru pendampingnya. Kemampuan coding Ibrahim menjadi bukti nyata potensi anak-anak berkebutuhan khusus.

Bupati Ipuk Fiestiandani menegaskan Festival Kita Bisa sudah menjadi agenda rutin di Banyuwangi sebagai panggung aktualisasi bagi anak muda difabel. “Ini salah satu wujud komitmen pemkab untuk memberikan akses pendidikan yang sama kepada anak-anak muda daerah,” tegasnya.

Sejak 2013, Banyuwangi telah mewujudkan sekolah inklusi yang ramah bagi penyandang disabilitas. Hingga saat ini, semua sekolah negeri dari tingkat PAUD sampai SMA/sederajat telah berstatus inklusif.

Pemkab meluncurkan inovasi Si-Denakwangi (Aplikasi Identifikasi Anak Berkebutuhan Khusus Kabupaten Banyuwangi) untuk mendeteksi jenis ketunaan peserta didik berkebutuhan khusus. Melalui identifikasi tersebut, layanan dan pembelajaran yang diterapkan para guru pendamping khusus (GPK) benar-benar tepat sesuai kondisi anak didik.

Asisten Pemerintahan dan Kesra MY Bramuda merinci bahwa saat ini terdapat 191 sekolah penyelenggara pendidikan inklusi, mulai dari PAUD, SD, SMP, hingga SMA/sederajat. Sekolah-sekolah ini didampingi 11 Sekolah Luar Biasa (SLB) dan 250 guru pendamping khusus.

“Secara berkala, kami memberikan bimbingan teknis kepada GPK untuk meningkatkan kapasitasnya, sehingga mereka dapat menjembatani kesulitan belajar anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusi,” jelasnya.

Upaya Pemkab tidak terbatas pada pendidikan. Mereka terus mengupayakan pemenuhan hak-hak disabilitas di berbagai bidang, termasuk fasilitas di tempat publik dan peluang kerja.

“Kami rutin menggelar rembug anak dan ABK untuk menjaring aspirasi mereka sebagai bahan penyusunan kebijakan daerah. Lewat rembug ini, kami berharap aspirasi mereka dapat terakomodir,” tambah Ipuk.

Sebelum acara puncak, Festival Kita Bisa didahului berbagai kegiatan yang mewadahi kreativitas dan potensi anak berkebutuhan khusus. “Sejak kemarin (2/12) kami telah menggelar Porseni dan Bimtek inklusif, dengan puncak acara hari ini menampilkan berbagai karya para ABK,” pungkas Bramuda. (*)

iklan warung gazebo

No More Posts Available.

No more pages to load.