Situbondo, seblang.com – Semangat pantang menyerah dan mimpi besar untuk mengenalkan produk lokal ke kancah internasional membakar jiwa Dendi Farizqi (35), seorang perajin sapu lidi inspiratif asal Dusun Bindung, Desa Sumber Anyar, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo.
Belasan tahun berkarya, Dendi yang dulunya merintis usaha kerajinan dari nol, kini telah memberdayakan sekitar 40 pekerja dengan sistem upah borongan, menghasilkan beragam produk seperti sapu lidi, penebah kasur, dan sapu lantai.
Keinginan Dendi untuk melambungkan sapu lidinya tak hanya terbatas di pasar Nusantara. Ia menyimpan asa tinggi agar karyanya bisa menembus pasar internasional, bahkan dirinya mengaku telah beberapa kali mengirimkan produknya ke negeri tetangga, Malaysia. Namun, keterbatasan relasi dan jaringan menjadi kendala utama dalam mewujudkan mimpi besarnya tersebut.
“Saya punya mimpi yang kuat untuk membawa sapu lidi Situbondo ke pasar global. Selama ini memang sudah ada permintaan dari Malaysia, tapi saya yakin potensi pasar yang lebih luas masih terbuka. Oleh karena itu, saya sangat berharap adanya dukungan dari pemerintah daerah untuk bisa mengambil peran aktif dalam membantu pemasaran produk kerajinan kami,” ungkap Dendi saat ditemui di kediamannya, Jumat (18/4/2025).
Dendi menekankan pentingnya dukungan pemerintah dalam memfasilitasi akses ke pasar internasional, baik melalui promosi, pameran, maupun kerjasama dengan pihak-pihak terkait. Ia percaya, dengan sentuhan dukungan yang tepat, produk kerajinan lokal Situbondo memiliki daya saing yang tinggi di mata konsumen mancanegara.
“Saya tidak hanya ingin sapu lidi saya laku, tapi juga ingin mengenalkan Situbondo melalui produk yang saya hasilkan ini. Ini akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi saya dan juga daerah,” imbuhnya dengan nada penuh harap, Jumat, (18/4/2025).
Selain kendala pemasaran, Dendi juga menghadapi tantangan dalam hal produksi. Proses pembuatan sapu lidi yang masih mengandalkan tenaga manual menyebabkan keterbatasan dalam menerima pesanan dalam jumlah besar. Ia mengungkapkan keinginannya untuk meningkatkan kapasitas produksi dengan memanfaatkan teknologi yang lebih modern.
“Salah satu kendala kami saat ini adalah keterbatasan alat, terutama mesin jahit. Ke depan, saya berencana untuk mengembangkan inovasi produk sapu lantai dengan desain yang lebih modern. Namun, tanpa adanya mesin jahit, proses produksi menjadi terhambat dan seringkali kami terpaksa menunda pemesanan,” jelas Dendi.
Lebih lanjut, Dendi juga menuturkan tantangan lain yang dihadapi saat ini, yaitu kesulitan mendapatkan bahan baku akibat musim hujan. Hal ini tentu mempengaruhi kelancaran produksi dan pemenuhan pesanan.
Meskipun demikian, berbagai kendala tersebut tidak menyurutkan semangat Dendi untuk terus berinovasi dan menghasilkan produk berkualitas. Ia selalu mengutamakan kualitas bahan baku dan kerapian kemasan agar produknya memiliki daya tarik yang kuat di mata konsumen.
“Persaingan bisnis memang sangat ketat, tapi saya yakin dengan terus menjaga kualitas produk dan melakukan inovasi, kami bisa bersaing dengan pengrajin lainnya. Kepuasan konsumen adalah prioritas utama kami,” tegasnya.
Dengan tekad yang membara dan harapan akan dukungan dari pemerintah, Dendi Pengrajin Sapu Lidi asal Situbondo ini terus berjuang untuk mewujudkan mimpinya menembus pasar internasional, membawa harum nama daerah melalui karya sederhana namun bernilai tinggi.//////