Komoditas Pertanian Hortikultura Masuk Pasar Ekspor, DTPHP Kabupaten Malang Akan Terus Kembangkan

by -17 Views
Writer: Achmad Suseno
Editor: Herry W. Sulaksono
Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Avicenna (kiri) saat mendampingi Bupati Malang H.M Sanusi (Kanan) di acara pelepasan ekspor kacang tunggak di Desa Sanan Rejo Turen
iklan aston

Malang, seblang.com – Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Malang akan terus kembangkan tanaman hortikultura jenis kacang tunggak yang masuk Ekspor perdana ke negara Belanda oleh Desa Sejahtera Astra (DSA) binaan Yayasan Insan Madani hasil kolaborasi dengan PT Astra dan Pemerintah Kabupaten Malang.

“Dengan adanya ekspor komoditas kacang tunggak ini, memang masih banyak peluang, mereka (DSA) masih memerlukan bahan baku yang cukup besar, nanti akan kita kembangkan komoditas kacang tunggak tersebut,” kata Kepala Dinas TPHP Avicenna usai mendampingi Bupati Malang pada pelepasan ekspor kacang tunggak ke negara Belanda di Desa Sanan Rejo Turen, Kamis (19/12/2024).

Avicenna menambahkan ke depannya setelah ketersediaan bahan baku tercukupi, juga dipikirkan bagaimana nantinya kemitraan dengan petani.

Terkait permintaan penyiapan lahan untuk komoditas kacang tunggak sekitar 30 sampai 40 hektar tidak akan sulit sebagai langkah awal untuk pengembangan kacang tunggak ini

“Setelah terpenuhinya bahan baku, apakah nantinya komoditas ini (kacang tunggak) membutuhkan petani, kalau nanti solusinya sama sama menguntungkan antara petani dan pengusaha, saya yakin akan berhasil, kalau untuk menyiapkan lahan sekitar 30 sampai 40 hektar tidak sulit untuk pengembangan komoditas kacang tunggak ini,” ungkap Avicenna.

Pihaknya akan terus mempelajari dan mengembangkan komoditas yang memiliki potensi namun yang terpenting memenuhi kebutuhan lokal terhadap pangan serta mampu meningkatkan kesejahteraan petani.

“Jadi dalam pengembangan komoditas pertanian yang utama adalah mampu memenuhi kebutuhan lokal atau dalam negeri serta mampu meningkatkan kesejahteraan para petani, kalau petani tidak sejahtera otomatis tidak ada minat untuk mengembangkan komoditas ini,” beber pria yang sebelumnya menjabat Kepala Dinas PU Sumber Daya Air Kabupaten Malang ini.

Untuk kabupaten Malang sendiri, saat ini memiliki komoditas lokal yang bisa dikembangkan, seperti komoditas tebu yang menjadi produk terbesar Jawa Timur, hampir 35 persen produk tebu di Jatim dihasilkan dari Kabupaten Malang.

Selain tebu, Kabupaten Malang juga memiliki komoditas tembakau dengan potensi bagus, dan dari hasil survey yang dilakukan DTPHP Kabupaten Malang 90 persen laki laki perokok, ini yang nantinya akan dikembangkan.

“Untuk komoditas tebu yang kita miliki, seperti yang disampaikan Bapak Bupati Malang, kita mampu menjadi produksi terbesar, selain itu kita memiliki tembakau, tembakau ini kedepannya memiliki potensi bagus, jadi harus kita kembangkan terus,” terang Avicenna.

Avicenna mengaku komoditas tembakau perlu dikembangkan, karena Malang menjadi pusat industri rokok terbesar namun begitu tembakau yang ada di Kabupaten Malang ini belum mampu menjadi penghasil tembakau terbesar.

“Salah satu produk unggulan di kabupaten Malang yang belum dikembangkan secara maksimal salah satunya tembakau, tembakau itu memiliki potensi bagus, karena Malang salah satu pusat industri rokok terbesar, nah tembakau kita belum bisa menjadi tuan rumah disini,” terangnya.

Berbicara kualitas tembakau kabupaten Malang, Avicenna menyebut kualitas tembakau kabupaten Malang cukup bagus, budidayanya juga bagus.

“Dengan kualitas dan budidaya yang cukup bagus untuk komoditas tembakau kabupaten Malang ini, tinggal nantinya bagaimana mencocokkan kebutuhan industri rokok dengan kebutuhan bahan bahan tembakau yang dibutuhkan,” tandas Avicenna.

Disinggung mengenai program ketahanan pangan yang dicanangkan pemerintah pusat, DTPHP Kabupaten Malang menyatakan ketahanan pangan aman dan terkendali.

“Untuk ketahanan pangan aman, untuk produksi padi kita surplus dengan kualitas padi Malang yang terkenal dan memiliki harga yang bersaing, sehingga produksi padi kita msuk pasar premium, kita harus jaga kualitas mutu padi kita, karena produk padi kabupaten Malang menjadi pasar provinsi Jatim. Untuk hortikultura kita nomor satu se Jatim, Insyaallah bisa tembus seluruh Indonesia,” imbuhnya.

Untuk target tahun 2024, karena musim tanam berada di bulan Oktober dan Nopember, nantinya awal tahun mulai panensyaallah untuk target tahun 2024 ini tercapai, saat ini musim tanam berada di Oktober, Nopember dan Desember maka awal tahun bulan 1 dan 2 mulai panen, baru kita bisa evaluasi,” pungkas Kepala Dinas (TPHP) Kabupaten Malang Avicenna./////

iklan warung gazebo

No More Posts Available.

No more pages to load.