Banyuwangi, seblang.com – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi kini memiliki 26 Tempat Pengelolaan Sampah dengan konsep Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) yang tersebar di berbagai kecamatan. Langkah ini merupakan upaya mendorong penanganan sampah yang berwawasan lingkungan, termasuk TPS3R di Muncar yang meraih predikat TPS3R Terbaik Nasional.
Plt Bupati Banyuwangi Sugirah menjelaskan, “Kami menjadikan penanganan sampah sebagai prioritas program pembangunan dengan penanganan yang komprehensif, dari hulu ke hilir. Kami membuat regulasi persampahan, mulai peraturan daerah, peraturan bupati, hingga Surat Edaran tentang pengelolaan dan pengurangan penggunaan plastik.”
Sugirah menambahkan, “Kami juga menetapkan pengelolaan persampahan sebagai salah satu indikator penilaian dalam rapor desa, yang akan menentukan alokasi anggaran tiap desa.”
Pemkab Banyuwangi aktif melakukan kampanye perubahan perilaku kepada masyarakat dan membentuk Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Persampahan. “Kami juga aktif berkolaborasi dengan beberapa pihak untuk menangani sampah termasuk didukung aktif warga pegiat persampahan. Banyuwangi juga mendapat dukungan dari pemerintah Norwegia dalam pembangunan TPS3R Tembokrejo dan di Balak,” lanjut Sugirah.
Dari 26 TPS3R yang telah dibangun dan dioperasikan, TPS3R Balak memiliki kapasitas pengolahan mencapai 84 ton per hari dengan sasaran 55.491 rumah tangga. Sementara TPS3R Muncar mengelola rata-rata 12-25 ton sampah per hari dengan residu ke TPA hanya 2 ton per hari.
Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Dwi Handayani, menegaskan bahwa TPS3R adalah solusi pengelolaan sampah yang berkelanjutan. “Kami terus berupaya mengurangi sampah dengan prinsip 3R melalui pembangunan TPS3R,” ujarnya.
Pemkab telah menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk NGO dan perusahaan swasta. Salah satunya adalah Project STOP, yang mendukung pembangunan dua TPS3R di Kecamatan Muncar: TPS3R Bio Mandiri Lestari di Desa Tembokrejo dan TPS3R Sidoayu di Desa Sumberberas.
TPS3R Bio Mandiri Lestari memiliki kapasitas 20 ton per hari, melayani empat desa, dan berhasil mengekspor sampah plastik ke Austria, Kanada, dan Malaysia. TPS3R ini menjadi yang terbaik nasional menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sementara itu, TPS3R Sidoayu berkapasitas 25 ton per hari dan melayani enam desa.
Untuk wilayah selatan, pemkab sedang mempersiapkan pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) di Desa Karetan, Kecamatan Purwoharjo, dengan kapasitas 167 ton per hari untuk melayani delapan kecamatan. Di wilayah utara, pembangunan TPST dan TPA Wongsorejo akan dilakukan dengan kapasitas 500 ton per hari di lahan seluas 15 hektar, menggunakan sistem Refuse Derived Fuel (RDF) untuk mengurangi residu sampah.
Banyuwangi juga bekerja sama dengan NGO Sungai Watch untuk menangani sampah di sungai dan laut dengan memasang jaring penghalang. “Kami juga didukung Norwegia yang segera membangun pabrik pengolahan sampah plastik low value,” imbuh Sugirah.
Dengan berbagai inisiatif ini, Banyuwangi terus berupaya mewujudkan pengelolaan sampah yang berkelanjutan, berwawasan lingkungan, dan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.