Banyuwangi, seblang.com – Viralnya berita kondisi Mbah Mitun, nenek renta yang tinggal sendiri di rumah tak layak huni di Dusun Cempokosari, Desa Sarimulyo, Kecamatan Cluring, mendapat respons dari instansi terkait, khususnya pihak pemerintah desa dan camat setempat.
Menurut keterangan warga sekitar, petugas desa datang dan memvideo rumah nenek berusia 70 tahun tersebut, Jumat (08/12/2023) siang.
Saat itu menek yang tinggal di rumah yang hampir sebagian dari konstruksi bangunan dindingnya terbuat dari bahan anyaman bambu yang sudah lapuk, saat itu sedang istirahat.
“Saat itu mereka tidak masuk, hanya memvideo rumah Mbah Mitun dari sisi luarnya saja menggunakan ponsel, lalu pergi,” ungkap warga setempat, Jumat (08/12/2023).
Menurut warga, nenek ini dulu memang pernah mendapat bantuan dari pemerintah berupa sembako, dan rantang kasih. Namun bantuan itu menurutnya sudah lama tidak diterima lagi oleh Mbah Mitun.
“Kondisi rumah Mbah Mitun ya seperti ini. Dia hidup sendiri di rumah itu. Anaknya ada, sudah berumah tangga dan tidak tinggal serumah dengan Mbah Mitun. Anaknya juga sangat perhatian ke ibunya,” ungkap warga itu.
Setelah perangkat desa itu balik, Camat Cluring Henri Suhartono mengirimkan pesan whatsapp ke seblang.com, pihaknya menuliskan dalam chat tersebut jika Nenek Mitun tidak sebatang kara.
Pesan itu Camat Cluring, juga menyertakan video dari Sekretaris Desa Sarimulyo, yang menunjukan kondisi rumah Mbah Mitun. Terkait bantuan sosial pihaknya mengatakan, jika nenek ini pernah mendapat program BPNT dan rantang kasih. Karena saat itu dobel, maka nenek itu menerima BPNT rutin.
“Kami doakan semoga anak – anaknya lebih perhatian ke ibunya, sebagai bentuk tanggung jawab anak kepada ibunya,” tulis Camat Cluring, Jumat (08/12/2023).
Akan tetapi statemen Camat Cluring, ini berbeda dengan keterangan Dimas, selaku Kepala Urusan (Kaur) Kesejahteraan Masyarakat (Kesra) Desa Sarimulyo, Kecamatan Cluring, yang mengatakan jika Mbah Mitun, saat ini hanya terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), sebagai penerima PBI JK. Bantuan itu menurutnya tidak aktif karena kemungkinan jarang dipakai.
“Terdaftar di PBI JK. Namun tak aktif. Ke depannya kami usulkan untuk penerima BPNT,” ungkap Dimas, melalui sambungan Whatsapp, Sabtu (09/12/2023).
Diberitakan sebelumnya, Masih ada saja di Banyuwangi, Jawa Timur, warga kurang mampu bertempat tinggal di rumah tak layak huni. Terlebih pemilik rumah merupakan seorang wanita tua hidup sendiri di rumah yang hampir 75 persen kontruksi bangunan dindingnya berbahan gedhek, atau ayaman bambu.
Bahkan kondisi dinding kamar tidur milik Mbah Mitun, warga Rt 04 Rw 0 Dusun Cempokosari, Desa Sarimulyo, Kecamatan Cluring, ini sangat memperihatinkan. Karena terdapat banyak lubang, lantaran gedheknya sudah lapuk.
Kondisi ini diperparah saat malam hari, angin bisa berhembus bebas ke seluruh ruangan bahkan masuk ke kamar tidur milik nenek berusia 70 Tahun tersebut. Yang lebih memprihatinkan lagi, saat musim penghujan. Air hujan masuk, serta terdapat kebocoran di beberapa titik genting rumahnya.
“Ya seperti ini kondisinya nak. Kalau hujan bocor. Dapur dan kamar mandinya juga sama,” terang Mbah Mitun, Jumat (08/12/2023). ////