Optimalkan Hasil Panen Kopi, 225 Petani di Jember Dapat Pelatihan Tingkatkan Hasil Produksi

by -311 Views
Kelompok Tani Hutan dapat Pelatihan Pasca Panen Kopi Tahun 2023 di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslit Koka), Kecamatan Jenggawah, Jember, Jumat (1/12/2023).
Girl in a jacket

Jember, seblang.com – Untuk meningkatkan kualitas hasil produksi kopi yang ada di wilayah Kabupaten Jember. 225 Kelompok Tani Hutan (KTH) mendapat Pelatihan.

Pelatihan Pasca Panen Kopi itu, digelar mulai dari tanggal 29 November sampai dengan 1 Desember 2023. Bertempat di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Milik PT. Riset Perkebunan Nusantara diwilayah Kecamatan Jenggawah, Jember.

iklan aston

Pelatihan kepada KPH tersebut meliputi hasil pengolahan biji kopi yang dipanen dalam kurun waktu setahun dua kali, hingga proses roasting.

“Dengan adanya pelatihan ini, setelah kami mengidentifikasi potensi tegakan kopi di wilayah Jember. Petani itu hanya melakukan aktifitas dan berkegiatan di kawasan hutan dalam wilayah bertani saja,” ucap Kepala Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Jember Didik Triswantara saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Jumat (1/12/2023).

Menurut Didik, KTH itu masih dalam tingkat budidaya saja. “Mereka (petani) hanya menanam kopi, tetapi belum sampai ke proses pengelolahannya,” ujarnya.

Sehingga, fungsi dari pelatihan pasca panen kopi itu. Dapat meningkatkan hasil produksi agar lebih maksimal.

“Harapannya mereka punya sedikit tambahan wawasan dan teknik bagaimana pengolahan pasca panen kopi yang tidak hanya terbatas pada bijinya saja,” ungkapnya.

Ada 2 materi yang disampaikan oleh Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Kabupaten Jember itu.

“Mulai dari bagaimana nantinya bisa mengetahui teknik meroasting kopi itu. Mungkin selama ini mereka masih menggunakan teknik manual. Harapannya nanti bubuk (kopi) yang dihasilkan oleh mereka cita rasanya sudah memenuhi kriteria standar,” ulasnya.

“Kemudian mereka juga kita ajari terkait dengan bagaimana mengetahui citarasa kopi,” imbuhnya.

Lebih lanjut Didik menyampaikan, untuk kopi yang lebih khas di Kabupaten Jember ada 2 jenis. Yakni robusta dan arabica.

“Selain itu ada sekitar 41 ribu hektar yang nantinya akan diberikan persetujuan, terkait pengelolaan lahan kepada masyarakat di wilayah hutan,” katanya

“Dengan diwadahi oleh KTH, mereka bisa berkegiatan, mereka (petani) bisa berbudidaya dengan hutan sesuai dengan regulasi yang ada. Syaratnya harus tergabung dengan tani hutan. Mereka sudah lama dan turun temurun di dalam kegiatan dan pengawasan di hutan, yang selama ini mereka bekerjasama dengan Perum Perhutani,” sambungnya menjelaskan.

Didik juga menambahkan, ada kebijakan baru dari Pemerintah untuk memberikan akses legal kepada masyarakat hutan. Dengan berkegiatan atau mengelola kawasan hutan.

“Untuk potensi kopi, ini mulai dari ujung barat Kecamatan Sumberbaru, sampai di wilayah Kecamatan Silo. Ini memang potensial daerah kopi” ujarnya.

Serta, nantinya dimungkinkan juga untuk pelatihan lanjutan. Terkait bagaimana standarisasi dari kopi yang nantinya sudah siap dalam bentuk bubuk.

“Untuk kebijakan (dimungkinkan) tahun depan, makanan yang diedarkan kan harus punya sertifikat halal. Langkah selanjutnya kami akan memberikan fasilitas bagaimana teman-teman masyarakat desa hutan ini, produk yang dihasilan ada serifikat halalnya dan perizinan nomor induk usaha. Nanti juga akan kita fasilitasi,” pungkasnya.

Dengan adanya pelatihan pasca panen kopi juga berkolaborasi dengan DPRD Provinsi Jawa Timur.

Selain mendapatkan manfaat dari potensi produksi kopi itu, Anggota Komisi D DPRD Provinsi Jatim Dapil Jember-Lumajang H. Satib menyampaikan. Pentingnya kesadaran terkait pengoptimalan edukasi produksi kopi kepada para KTH di wilayah Kabupaten Jember.

“Jadi dari sering komunikasi dengan teman-teman dari LMDH (KTH). Dari tahun ke tahun itu kurang begitu ada peningkatan yang signifikan. Nah setelah dari sering komunikasi itu, terungkap kurangnya soal edukasi tentang peningkatan kualitas,” ungkap H. Satib.

Sehingga pihaknya langsung melakukan koordinasi dengan pihak eksekutif Pemprov Jatim. Terkait dengan adanya program peningkatan mutu pasca panen kopi itu.

“Nah dari sinilah kemudian saya berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan Jawa Timur, akhirnya diprogram dan dilakukan kegiatan pelatihan semacam ini,” ucapnya.

Dari program kerja yang dilakukan itu, kata H. Satib, tidak ingin hanya sekedar melakukan pelatihan saja.

Nantinya, akan berlanjut pada tahapan progres tentang bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Khususnya bagi yang berada di wilayah hutan.

“Sehingga tidak lagi memproduksi kopi sampai hasil pertanian saja, tapi bisa semacam menjadi perusahaan manufacturing dalam skala kecil. Atau mungkin Industri Kecil Menengah (IKM). Sehingga bisa ditangani dari hulu sampai hilir kemanfaatan dari petani ini,” ulasnya.

“mungkin nanti juga akan dilanjutkan dengan pengadaan peralatan (proses lanjutan pengolahan biji kopi), yang kemudian diajukan ke Pemprov Jatim,” kata pria dari Legislator Gerindara itu.

Terpisah, salah satu Anggota KTH asal Kecamatan Panti Usman Pamungkas, mengatakan. Dengan adanya pelatihan pasca panen kopi itu, dirasa sangat bermanfaat bagi para petani.

“Selama ini kita mendapat pelatihan pola tanam dari budi daya tanamnya saja. Untuk pelatihan pasca panennya memang kita belum pernah,” ungkapnya.

Sehingga, kata Usman, adanya pelatihan pasca panen kopi itu Paling tidak, bisa meningkatkan kemampuan para petapi kopi.

“Biasanya kan kita jualnya hanya bijinya saja setelah panen itu. Untuk dibuat produksi kelanjutannya kita belum pernah,” ungkapnya

“Nah ketika nantinya kita punya ketrampilan lain, kita akan mendapatkan nilai ekonomis lebih dari hasil yang kita dapatkan,” sambungnya.

Diakui oleh Usman, pihaknya kesulitan ditingkat pemasarannya.

“Setelah kopi itu jadi bubuk, dan di roasting, kita bingungnya ditingkat pemasarannya. Dengan adanya pelatihan ini kita harapkan juga di edukasi bagaimana cara untuk memasarkan. Supaya nanti ada inovasi dari hasil panen kita,” tandasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.