Museum Blambangan Jadi Jujukan Wisata Edukasi Belajar Sejarah Banyuwangi

by -819 Views
Girl in a jacket

Banyuwangi, seblang.com – Museum Blambangan yang berada di dalam kawasan kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disbudpar) Banyuwangi menjadi jujukan wisata edukasi.

Tahun 2022 saja, tercatat 5.772 pengunjung. Mereka ini rata-rata merupakan rombongan anak-anak sekolah mulai dari TK, SD, SMP, SMA, hingga Mahasiswa.

iklan aston

Wisatawan lokal maupun mancanegara pun juga turut berkunjung di museum yang didirikan pada 25 Desember 1977 yang saat itu diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur Soenandar Prijosoedarmo di Pendopo Banyuwangi.

Seiring berjalan waktu kemudian Museum Blambangan dipindahkan ke Disbudpar Banyuwangi pada tahun 2004 hingga saat ini.

Museum Blambangan kebanggaan Masyarakat Banyuwangi ini mengoleksi 4.000 benda-benda peninggalan mulai zaman prasejarah, etnografi, religi, masa kolonial dan kontemporer. Semuanya tersimpan rapi di museum ini.

“Di sini terdapat kurang lebih 4.000 koleksi, mulai dari koleksi Pra-Sejarah, Hindu Budha, hingga modern,” kata Bayu Ari Wibowo Kurator dan Edukator Museum Blambangan, Jumat (10/03/2023).

Bayu juga menyatakan keunikan museum ini terletak pada benda-benda kuno yang syarat akan makna dan filosofi, seperti benda koleksi masteripiece yakni materai yang tertanam pada benda yang dinamakan Stupika. Materai ini merupakan benda kecil berbentuk bulat yang di tengahnya bertuliskan mantra dengan huruf jawa kuna (prenegari).

“Koleksi yang unik disini adalah stupika, tablet dan materai, umumnya ketiga benda itu digunakan untuk persembahan kepada sang Budha oleh umat Budha pada masa lalu, namun temuan di Banyuwangi selain untuk persembahan juga digunakan sebagai sarana bekal kubur,” jelasnya.

Bayu menambahkan bahwa ketiga benda tersebut berada pada abad 10-13 Masehi, yang ditemukan di situs Gumuk Klinting, Muncar pada tahun 1971.

“Nah sebenarnya ini bukti otentik bahwa tradisi Megalitikum penguburan dalam tanah itu masih diwarisi hingga kini. Sistem penguburan dalam tanah maupun dalam peti itu bukan milik agama tertentu, tetapi itu tradisi Megalitikum yang masih diwarisi sesudah kelima agama masuk ke Indonesia,” tandasnya.

Pengunjung bisa datang ke Museum Blambangan setiap hari Senin – Jumat mulai pukul 08.00 – 16.00 WIB, tanpa dipungut biaya.

Dengan ribuan koleksi benda bersejarah, menjadikan sarana untuk mengetahui gambaran tingkat kesejahteraan dan intelektualitas nenek moyang Blambangan. Selain itu juga dapat dijadikan alat pembanding dengan daya pikir dan daya cipta manusia masa kini.

Hal ini pun dapat menambah pengetahuan dan wawasan terutama generasi milenial untuk cerminan kehidupan sebenarnya wong Blambangan pada zaman dulu.

Perlu diketahui, selain Museum Blambangan di kawasan Disbudpar Banyuwangi juga memiliki sekretariat Banjoewangi Tempo Dulu yang bersebelahan dengan Museum Blambangan. Disini banyak potret visual yang menggambarkan kehidupan masa penjajahan yang cukup jelas.

Selain itu juga ada Rumah Budaya Blambangan yang berada di bagian belakang Kantor Disbudpar Banyuwangi. Di sana tampak rumah khas Suku Osing yang dilengkapi dengan berbagai miniatur seni dan budaya asli Masyarakat Banyuwangi. Ada Barong, Gandrung, alat musik tradisional, benda-benda antik hingga batik yang tersimpan rapi di dalam toples kaca.

Kemudian ada Geopark Information Center atau Museum Geopark Ijen Banyuwangi. Di sini tersaji informasi mengenai bumi Banyuwangi, mulai dari geologi, kondisi bumi serta keanekaragaman hayati.

Diresmikan pada November 2018 museum ini terdapat poster banner yang berisi penjelasan pembentukan bumi Geopark Ijen mulai dari 33 juta tahun lalu .

Untuk memudahkan pembelajaran, museum ini juga disertai maket relief kawasan Geopark Ijen, diperkuat dengan koleksi bebatuan Geopark sebagai bukti peristiwa jutaan tahun lalu itu benar-benar ada.

Beberapa koleksi batu yang  berasal asli dari Banyuwangi seperti batu belerang. Koleksi paling masterpiece museum ini adalah temuan batu Fosil Foraminifera atau organisme eukariot uniseluler (moluska laut)  yang berada di Alas Purwo juga Kerang laut raksasa berumur 15 juta tahun lalu dengan panjang 80cm.//////

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.