Banyuwangi, seblang.com – Menjelang perayaan Hari Raya Nyepi umat Hindu di Desa Patoman, Â Kecamatan Blimbingsari Banyuwangi, Jawa Timur, mereka menyiapkan sesajen dan menghias ogoh-ogoh untuk arak-arakan sebelum Ibadah Nyepi dimulai
Kegiatan ini nampak Pura Puseh Banjar Adat Patoman, kaum ibu- ibu yang menyiapkan berbagai keperluan upakara mulai dari tempat sesajen hingga aneka jajanan untuk bagian dari menyambut Hari raya Caka 1944.
Sementara itu di sisi lain sejumlah pemuda Hindu membuat ogoh-ogoh dengan berbagai karakter yang nantinya akan dibakar sebagai simbolis membuang rasa angkara murka. Mereka membuat ogoh-ogoh tersebut dari bahan daur ulang berupa kertas koran, bambu, dan styrofoam.
“Ini dibuat arak-arakkan sebelum nyepi dimulai, keliling desa saja bersama pemuda-pemuda Hindu yang ada di sini,” ujar Sutoyo.
Lebih jauh dia menjelaskan, masalah sesaji, pihaknya merujuk pada tata peribadatan umat Hindu di Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali.
Misalnya, sembahyang Odalan nanti menggunakan 21 tumpeng, maka akan dibuat juga Caru Manca atau lima jenis makanan persembahan sebagai penanding.
Caru Manca akan diletakkan di pelinggihan pura, saat penyelenggaraan sembahyang Odalan nanti, sebagai persembahan pada dewa.
Sementara itu dia juga bercerita di tahun lalu belum bisa diadakan arak-arakan ogoh -ogoh namun warga Hindu Patoman cukup bersemangat mempersiapkan Nyepi,dan mengarak ogoh-ogoh.
“Kalau masalah pandemi, yang penting kita mengikutilah prokes dari pemerintah. Karena kita harus mengikuti anjuran pemerintah, beragama biar tidak menyalahi aturan sekarang kita bersemangat untuk mengarak ogoh-ogoh,” jelasnya.