Banyuwangi, seblang.com – Dalam rangka mendukung program merdeka belajar bagi siswa di Indonesia, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi diharapkan mampu menyiapkan sarana prasarana (Sarpras) yang menunjang untuk pelaksanaan proses pembelajaran secara daring, luring maupun secara branded.
Sulihtiyono, Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi mengungkapkan terjadinya musibah pandemi Covid 19 sejak dua tahun lalu mengakibatkan ada perubahan pola hidup dan tata kehidupan baru di masyarakat termasuk dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM).
“Ke depan Kementerian Pendidikan ada rencana melaksanakan kurikulum terpadu yang memberikan kesempatan sekolah mampu memberikan pelayanan pendidikan yang optimal dan tidak saklek. Dalam arti sekolah bisa melaksanakan sistem pemberlajaran daring, luring maupun branded,” ujar Sulih.
Selain itu ada wacana ke depan untuk-anak sekolah Menengah Atas (SMA) tidak ada lagi jurusan IPA, IPS maupun Bahasa sehingga siswa bisa memilih pelajaran sesuai dengan minat dan bakatnya.
Konsekwensi dari program merdeka belajar salahsatunya pemerintah daerah mengupayakan penambahan titik Wifi. Misalnya daerah yang masuk blok spot seperti; Sukamade, sebagian wilayah Wongsorejo dan beberapa wilayah lain yang mengalami kesulitan bisa dibantu.
Kemudian pemerintah daerah juga memberikan bantuan kuota untuk jaringan yang handal .”Pemerintah pusat memang mengalokasikan anggaran Wifi tetapi untuk enam bulan saja, selebihnya pemerintah daerah diharapkan yang membantu karena sebagian wali murid terkadang mengalami kesulitan untuk menyiapkan kuota,” imbuh mantan Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi itu.
Selain itu, lanjutnya pemerintah juga diharapkan mengalokasikan bantuan smartphone bagi siswa yang berasal dari keluraga yang kurang beruntung agar kasus di kabupaten/kota lain di mana orangtua nekad atau terpaksa melakukan tindak kriminal untuk memberikan Handphone (HP) bagi anaknya tidak terjadi di Banyuwangi.
Yang tidak kalah penting Dinas Pendidikan harus terus berupaya meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya manusia (SDM) dengan mengadakan program pendidikan dan latihan (Diklat) bagi guru dan tenaga pendidik secara periodik untuk mengimbangi tuntutan yang ada.
“Faktanya belum semua guru mampu melaksanakan sistem daring dengan sempurna sehingga butuh pelatihan-pelatihan. Peningkatan mutu SDM menjadi program yang penting sehingga bukan hanya siswa yang menjadi perhatian tetapi guru dan tenaga pendidiknya agar ada keseimbangan,”pungkas Sulihtiyono. //