Banyuwangi, seblang.com – Permintaan Ruliyono, Wakil Ketua DPRD Banyuwangi agar Bupati Banyuwangi supaya menyudahi program Bupati Ngantor di Desa (Bungadesa) mendapat dukungan dari Danu Budiyono, Inisiator Komunitas Gerakan Rakyat Banyuwangi Bersatu (GARABB) Banyuwangi. Bahkan program tersebut bukan saja berhenti sementara, seprti yg diutarakan pimpinan DRPD Banyuwangi tetapi diminta dihenti kan seterusnya .
Menurut Danu, berdasarkan kajian yang dilakukan fakta yang ada di lapangan program kegiatan Bungadesa yang digelar dinilai merepotkan pemerintah desa dalam mempersiapkan akan kunjungan bupati yang ngantor di desa yang dituju.
Selain itu, efisiensi dan efektifitas program kegiatan itu tidak nampak, kecuali hanya “ngoncek i” atau memblejeti kinerja para Kepala Desa (Kades ) padahal permasalahan yang terjadi adalah hal-hal kecil yang merupakan peninggalaan atau warisan bupati sebelumnya, imbuhnya.
Selanjutnya pemerintah desa harus menyiapkan banyak uang maupun berbagai kebutuhan lain untuk kepentingan kegiatan bupati selama ngantor didesa tersebut.”Sebaiknya kalau bupati pingin cek kinerja dan mendorong kinerjanya lebih baik lakukan sidak saja, itu lebih otentik hasilnya.Jadi tidak usah membawa rombongan para pimpinan SKPD dan menyiapkan aneka persoalan atau masalah di desa,”jelas Danu.
Danu memberikan masukan apabila bupati ingin dekat dengan rakyat dan ingin mendengar langsung suara rakyat lebih baik melakukan sidak yang protokolernya sedikit saja. Atau buka saja pendapa Banyuwangi untuk ngantor bupati Banyuwangi yang secara khusus menerima keluh kesah rakyat, bisa seminggu atau dua minggu sekali.
Dalam acara tersebut murni untuk mendengar suara rakyat, tanpa melewati desa kecamatan dinas atau protokoler yang ketat. Akan lebih baik ketika ada rakyat mengadu disiapkan nasi bungkus atau camilan serta kopi yang mengundang rakyat akan berduyun-duyun datang.
“Program kegiatan Bungadesa dalam penilaian kami tidak lebih hanya sekedar memenuhi janji bupati saat kampanye untuk ngantor di desa minimal 2 minggu sekali. Tetapi manfaatnya kurang maksimal bahkan terkesan pencitraan saja,”pungkas Danu.
Seperti diberitakan sebelumnya karena ada lonjakan kasus Covid 19 di Banyuwangi, Ruliyono, Wakil Ketua DPRD Banyuwangi meminta Bupati Banyuwangi menghentikan sementara program Bungadesa dan fokus dalam penanganan wabah Covid 19. Karena sesuai dengan Undang-undang (UU) keselamatan rakyat merupakan hukum yang tertinggi.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menuturkan lonjakan kasus wabah Covid 19 di Banyuwangi saat ini membutuhkan kebersamaan untuk menekan jumlah kasus wabah Covid yang mengalami peningkatan yang signifikan.
”Program Bungadesa minggu ini tetap dilaksanakan namun dengan disiplin protokol kesehatan (Prokes) yang lebin ketat dan tidak seperti biasanya. Untuk minggu berikutnya akan off dulu,”pungkasnya. (nurhadi)