Seniman Banyuwangi Simulasi Pagelaran dengan Menerapkan Protokol Kesehatan

by -411 Views
iklan aston

Banyuwangi, seblang.com- Dengan  menerapkan protokol kesehatan yang ketat, para seniman dan budayawan di Banyuwangi melakukan simulasi pergelaran kesenian di hadapan publik untuk pertama kalinya selama pandemi, di Gedung Seni Budaya Banyuwangi (Gesibu), Sabtu (15/8) malam.

Hal tersebut merupakan respon positif pelaku seni tradisi di Banyuwangi terhadap Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) yang sering kali disosialisasikan pemerintah.

iklan aston
iklan aston

Dalam pelaksanaanya, para pengunjung dan penampil seni dipastikan dulu kondisi kondisi tubuhnya sebelum memasuki area pertunjukan. Mereka diwajibkan mencuci tangan terlebih dahulu, bermasker, lalu antre berjarak memastikan physical distancing terpenuhi. Setelahnya, suhu tubuh juga dicek. Di dalam area, duduk juga diatur berjarak. Praktis, gedung hanya bisa menampung separuh dari kapasitas.

Secara terpisah, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar mengatakan jika simulasi pertunjukan seni ini dilakukan seiring dengan mulai meningkatnya produktivitas masyarakat.

“Kuncinya ada protokol kesehatan yang ketat,” kata Anas.

Para pelaku seni menyambut gembira simulasi yang telah dilakukan pemkab. Bagi mereka, ini bisa memulihkan kondisi ekonomi mereka yang merosot tajam selama pandemi.

“Terima kasih pemerintah sudah melakukan simulasi pementasan dengan AKB setelah lama tidak manggung. Kami para pelaku seni sangat antusias dengan simulasi ini, karena ini menunjukkan sinyal hijau bahwa kami bisa manggung kembali,” kata Muh. Ikwan, pembina sanggar tari “Golet Dulur”.

Bagi Ikwan, simulasi kali ini penting sebagai pedoman bagi para seniman menggelar pertunjukan hiburan di masa pandemi.

“Dari simulasi ini kami mulai belajar, bagaimana prosedur protokol kesehatan bagi pelaku seni, hingga pengunjungnya sudah jelas. Ini menjadi panduan bagi kami agar segera bisa kembali beraktivitas, namun tetap aman dari Covid,” kata Ikwan.

Simulasi pertunjukan seni yang pertama digelar pemkab sejak pandemi tersebut menyuguhkan sendratari yang berjudul Sritanjung Hidup Kembali. Sendratari dimainkan sebanyak 80 pelaku seni dari sejumlah sanggar tari.

Penarinya memakai face shield. Saat menari mereka juga mengatur jarak. Begitu halnya dengan pemusiknya, mereka mengenakan masker dan tetap berjarak.

Kendati demikian, meski dibawakan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat, tidak mengurangi keindahan atraksi pertunjukan seni tersebut. Para pengunjung terus terpukau dan menyaksikan dengan antusias hingga akhir pertunjukan.(guh)

No More Posts Available.

No more pages to load.