Festival Ngopi Sepuluh Ewu Kembali Ramaikan Banyuwangi

by -3028 Views
Writer: Teguh Prayitno
Editor: Herry W. Sulaksono
Pembukaan ngopi sepuluh ewu di Kemiren Rabu malam
iklan aston

Banyuwangi, seblang.com – Ribuan pengunjung memadati Festival Ngopi Sepuluh Ewu yang digelar di sepanjang jalan utama Desa Adat Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Rabu (6/11/2024) malam. Festival yang telah menjadi agenda tahunan sejak 2014 ini menghadirkan tradisi minum kopi khas Suku Using Banyuwangi.

Plt. Bupati Banyuwangi, Sugirah menyatakan festival ini bukan sekadar acara minum kopi bersama, melainkan ajang menunjukkan nilai luhur masyarakat Osing. “Ngopi Sepuluh Ewu merupakan pertunjukan budaya yang menggambarkan keramahan dan kemurahan hati masyarakat Osing, sekaligus mempererat rasa persaudaraan antar warga,” ujarnya.

iklan aston

Deretan rumah warga di desa adat disulap menjadi warung kopi dadakan dengan teras yang diubah menjadi area lesehan dan meja-meja. Warga menyuguhkan berbagai jenis kopi dalam cangkir warisan turun-temurun, mulai dari arabika dan robusta hingga house blend khas racikan setempat, lengkap dengan aneka jajanan tradisional.

“Kami sengaja mengundang seluruh masyarakat Banyuwangi dan wisatawan untuk merasakan kehangatan dan persaudaraan dalam setiap teguk kopi,” kata Kepala Desa Kemiren, Muhamad Arifin. Festival ini digelar bersamaan dengan perayaan Hari Jadi Desa Kemiren yang jatuh pada 5 November.

Festival ini juga menjadi ajang reuni bagi banyak pengunjung. Putra Pengayoman, perantau di Palangkaraya, sengaja hadir memenuhi undangan Suroso, mantan induk semangnya semasa sekolah. “Alhamdulillah, kami sengaja buat acara temu kangen bareng teman sekolah dan berkunjung ke rumah pak Osok. Kami bercengkrama dan ngobrol banyak sambil mengenang masa lalu,” ujarnya.

Wisatawan mancanegara juga turut meramaikan festival ini. Malte dan Kathi, wisatawan asal Jerman, mengaku terkesan dengan tradisi minum kopi di Banyuwangi. “Mampir ke Banyuwangi bareng sahabat lama dan ada event minum kopi ini mengingatkan saya dengan tradisi yang sama di Jerman. Kita minum bersama dengan kawan layaknya saudara. Ini kopinya sangat enak,” tutur Malte.

Kopi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Desa Kemiren. Minuman ini menjadi suguhan wajib bagi setiap tamu yang berkunjung ke rumah warga, mencerminkan filosofi memuliakan tamu yang mengakar kuat dalam tradisi Suku Osing. (*)

No More Posts Available.

No more pages to load.