Harmonisasi di Masa Pandemi, Cara Banyuwangi Menjaga Keseimbangan Kehidupan Seniman  dan Pengelola Hotel

by -980 Views
Writer: Nurhadi
Editor: Herry W. Sulaksono
Promosi Disbudpar
iklan aston

Banyuwangi, seblang.com – Kabupaten Banyuwangi dikenal sebagai salahsatu kota destinasi wisata yang cukup populer di Indonesia. Selain memiliki keindahan alam juga dikenal mempunyai kekayaan aneka macam seni budaya,  tradisi dan adat istiadat.

Sebagian masyarakat Banyuwangi sampai saat ini dengan arif dan bijak tetap berupaya menjaga memelihara  dan melestarikan warisan budaya. Warisan itu tumbuh dan berkembang di kota yang dikenal sebagai serpihan tanah surga di tanah Jawa karena keindahan alam dan aneka macam kulinernya yang tidak kalah menarik untuk dinikmati.





Setelah mengalami keterpurukan sekitar tahun akibat pandemi Covid 19 pemerintah kabupaten melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi berupaya membangkitkan sektor pariwisata untuk menggerakan perekonomian masyarakat.

Menurut Kepala Disbudpar Banyuwangi melalui Plt Kabid Pemasaran Ainur Rifiq, saat ini pihaknya bekerjasama dengan PHRI, kelompok seniman menggelar program Harmonisasi Dimasa Pendemi sebuah program yang berusaha menjaga keseimbangan kehidupan para pelaku seni, pengelola hotel dan restoran untuk bersama-sama bangkit setelah pandemi melandai.

Alumni Fisip Universitas Jember itu menuturkan melalui program Harmonisasi Dimasa Pendemi Disbudpar memberikan panggung kepada seniman Banyuwangi untuk mengekspresikan jiwanya, menampilkan skill dan aksi dalam menghibur tamu hotel yang ada di wilayah Banyuwangi.

“Yuk datang dan saksikan Parade Aksi Seniman Bumi Blambangan di Hotel Santika Banyuwangi. Menampilkan Harmoni Band dan beragam tarian tradisional Banyuwangi,”ujar  Rofiq di ruang kerjanya Selasa (02/11/2021).

Dengan tampil dihotel selain mengekspresikan jiwa seni, seniman musik akan mendapatkan penghasilan setelah sekitar dua tahun tidak bisa manggung akibat kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat, imbuhnya.

Sedangkan bagi pengelola hotel, lanjut dia dengan adanya pementasan seni budaya diharapkan mampu mengemas paket kunjungan agar mampu menarik masyarakat untuk datang dan menginap di hotel yang otomatis akan meningkatkan tingkat okupansi hotel.

Beberapa hotel di Banyuwangi setelah pandemi melandai dan kunjungan wisata mulai dibuka rata-rata okupansinya sekitar 60 – 70 persen. Bahka pada saat weekend dalam beberapa waktu terakhir sebagian hotel mengalami full booked. “Program Harmonisasi Dimasa Pendemi sudah dimulai sejak pertengahan Oktober 2021 dan digelar di hotel-hotel secara bergantian. Saat ini sebagian hotel sudah memasuki putaran kedua,” pungkas Rofiq mengakhiri wawancara. //



iklan warung gazebo

No More Posts Available.

No more pages to load.