Banyuwangi, seblang.com – Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Rama Samtama Putra, membuka secara resmi ajang perdana Motocross Manol Gabah Championship yang digelar di Desa Parangharjo, Kecamatan Songgon, Banyuwangi, Senin (7/4/2025).
Event yang juga dimeriahkan Artis Banyuwangi Wandra Restusiyan ini menggabungkan unsur hiburan, adu keterampilan, dan inovasi pertanian dalam satu panggung rakyat yang meriah selama dua hari pelaksanaan di momen libur Lebaran.
Motocross Manol Gabah Championship hadir sebagai perlombaan motocross tidak biasa. Para peserta tidak hanya ditantang menaklukkan lintasan sawah, tetapi juga wajib membawa beban gabah seberat lebih dari satu kuintal di atas motor mereka. Ketegangan dan kelucuan mewarnai tiap putaran, disambut sorak-sorai warga yang memenuhi area persawahan.
Dalam sambutannya, Kapolresta menyampaikan rasa bangga dan apresiasi kepada masyarakat Parangharjo atas inisiatif kreatif yang mampu menyatukan hiburan dengan nilai produktif. Ia menilai bahwa lomba ini bukan hanya ajang adu kecepatan, tetapi juga mencerminkan cara-cara kearifan lokal dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
“Kegiatan ini luar biasa. Ada semangat gotong royong, ada kreativitas, dan ada solusi dari warga untuk mempercepat distribusi hasil panen. Ini bukan hanya sekadar hiburan, ini bentuk nyata inovasi dari bawah,” ujar Kapolresta di hadapan masyarakat dan para peserta lomba.
Kapolresta juga menyebut bahwa penggunaan motor yang dimodifikasi khusus untuk pengangkut hasil panen bisa menjadi alternatif murah dan efisien, terutama di wilayah yang jauh dari akses jalan utama. Namun demikian, ia juga menekankan perlunya perhatian terhadap kondisi galengan sawah yang sering rusak saat panen raya.
“Kalau pemanfaatan manol ini terus dilakukan, maka kita harus pikirkan juga bagaimana menjaga galengan tetap kuat. Mungkin bisa melalui gotong royong warga atau nanti kita bantu usulkan untuk pengerasan jalur tani. Supaya kegiatan seperti ini bisa berlangsung rutin dan bermanfaat jangka panjang,” tambahnya.
Lebih jauh, Kapolresta berkomitmen akan mengusulkan agar ajang ini bisa masuk ke dalam kalender resmi Banyuwangi Festival. Menurutnya, kekuatan lokal seperti ini harus diberi ruang lebih luas agar bisa tumbuh menjadi atraksi wisata tahunan.
“Kalau dilihat antusiasme warga seperti ini, saya yakin ini bisa jadi agenda besar ke depan. Tinggal dikemas lebih rapi, kita sinergikan dengan pemerintah daerah, dan pastinya tetap utamakan keselamatan,” tegas Kombes Rama.
Ditambahkan Ketua Panitia Dani Wahyudi, lomba ini terdiri dari empat putaran: dua tanpa beban dan dua dengan beban gabah. Panitia menyediakan hadiah menarik, termasuk kambing senilai Rp2,5 juta untuk juara pertama, kambing Rp1,5 juta untuk juara kedua, dan uang tunai Rp500 ribu untuk juara ketiga. “Ini sebagai bentuk dukungan dan apresiasi terhadap para manol gabah,” katanya.
Suasana di lokasi juga dipenuhi aneka kuliner dan produk lokal yang dijajakan oleh UMKM binaan warga sekitar. “Kami juga berharap event ini bisa menghidupkan UMKM di desa, sekaligus sebagai ajang silaturrahmi di momen lebaran,” ungkapnya.