Demi Lestarikan Kesenian Tradisional, Kelompok Seni Singo Lundro Gelar Kesenian Reog Ponorogo Di Pandanlandung Malang

by -70 Views
Writer: Achmad Suseno
Editor: Herry W. Sulaksono
ket foto. masyarakat tampakantusias menyaksikan kesenian tradisional Reog Ponorogo di Desa Pandanlandung Kecamatan Wager Kabupaten Malang
iklan aston
iklan aston iklan aston

Malang seblang.com – Di tengah masifnya teknologi dan peradaban modern yang merubah perilaku sebagian masyarakat ikut-ikutan modernisasi, ternyata masih ada warga masyarakat yang cinta akan seni budaya asli Indonesia. Mereka menggelar seni budaya Reog Ponorogo yang dimotori kelompok kesenian legendaris Singo Ludro di Desa Pandanglandung Kecamatan Wagir Kabupaten Malang, Sabtu (15/2/2025).

Penampilan reog Ponorogo Singo Ludro, tampil dengan barong berkulit harimau yang dihiasi bulu burung merak asli, meliuk-liuk bergerak dinamis mengikuti irama mistis panjak, semuanya berpadu dalam harmoni yang mempesona mampu memikat Masyarakat sekitar untuk menyaksikan lebih dekat.





R. Widiyatma Jendrawidjaya yang akrab disapa abah Higam kepada awak media mengatakan, Reog Ponorogo Singo Ludro bukan sekadar kelompok kesenian lawasan biasa. Paguyuban Singo Ludro merupakan persaudaraan pelestari reog ponorogo lawasan sedulur warok yang menjadi penjaga tradisi dengan memegang teguh pakem dan pewaris seni yang hampir terlupakan.

“Singo Ludro adalah legenda hidup yang menghubungkan generasi masa lalu, kini, dan masa depan. Kami ingin menunjukkan kepada generasi muda bahwa seni tradisional itu keren dan penuh makna,” ujar cucu veteran, putra pertama dari pasangan Abah Bedor pendiri Singo Ludro seniman reog kawakan Malang raya dan Nyai Sri Murti.

Abah Higam menyampaikan bahwa penampilan Reog Singo Ludro di desa Pandan Landung bukan hanya sekadar hiburan semata. Mereka ingin membangkitkan kembali kecintaan masyarakat terhadap seni tradisional, khususnya Reog Ponorogo.

“Kami berharap penampilan ini dapat menginspirasi generasi muda untuk belajar dan melestarikan kesenian tradisional,” kata Abah Higam.

Singo Ludro telah membuktikan bahwa seni tradisional tidak pernah mati. Ia menunggu pewaris sejati untuk dihidupkan kembali, dan di desa Pandan Landung, Reog Singo Ludro telah bangkit setelah beberapa waktu sempat vakum.



Sementara itu, Nur Salim Ketua RT 02 RW 01 Desa Pandan Landung menyampaikan kegiatan yang digelar hari ini merupakan inisiasi dari Karang Taruna Serikat Pemuda RT 02 (Serdadu Merah).

“Semua ini berawal dari ide kreatif anak-anak karang taruna kita, mereka punya ide bagaimana melestarikan budaya yang selama ini mungkin tergeser dengan budaya-budaya barat,” jelasnya.

“Untuk kegiatan seperti ini, karena hasilnya sangat positif, Insyaallah kedepannya bisa menjadi agenda rutin khusunya buat kampung kita terutama di wilayah RT atau RW desa Pndan Landung,” tandas Nur Salim.

Paguyuban yang bermarkas ber-markas di Jl. Pisang Agung No 31 kelurahan Pisang Candi, Kecamatan Sukun, Kota Malang, kini telah bangkit memulai kembali latihan hingga pembibitan penari-penari jathil’an muda.

“Bagi anda yang penasaran dengan penampilan Singo Ludro, jangan ragu untuk mengunjungi sekretariat mereka di Jalan Pisang Agung, Malang. Atau, hubungi nomor 08222-0022224 untuk mengundang mereka tampil di acara Anda dan membawa kembali kejayaan kesenian tradisional Reog ke tengah Masyarakat,” pungkasnya.

iklan warung gazebo