Jakarta, seblang.com – Aliansi Dosen ASN Kemendiktisaintek Seluruh Indonesia (ADAKSI) mengirim karangan bunga ke Kantor Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) sebagai bentuk protes atas ketidakpastian realisasi Tunjangan Kinerja (Tukin) yang dijanjikan sejak 2020.
Aksi simbolik ini dipicu oleh pernyataan Plt. Sekjen Kemendiktisaintek, Togar Mangihut Simatupang, pada 3 Januari 2025 yang menyatakan dana Tukin belum tersedia dan Peraturan Presiden (Perpres) belum diterbitkan, meski sebelumnya pemerintah menjanjikan realisasi pada Januari 2025.
“Ini bukan sekadar penundaan, melainkan pengabaian terhadap hak-hak dosen ASN. Sejak menerima SK sebagai ASN, pegawai lain di kementerian langsung mendapatkan Tukin, sementara dosen ASN terus dianaktirikan selama lebih dari lima tahun,” tegas Anggun Gunawan, Koordinator Aksi ADAKSI dalam rilisnya, Senin (6/1/2025).
ADAKSI menuntut tiga hal kepada pemerintah: penerbitan Perpres segera, kepastian alokasi anggaran dalam APBN 2025, dan jadwal pasti pelaksanaan pemberian Tukin bagi dosen ASN.
Aksi ini mendapat dukungan dari berbagai organisasi, termasuk Green Engineering Society (GES), Forum Profesi Dosen Republik Indonesia (FPDRI), dan Forum Komunikasi Senat Politeknik Indonesia (FKSPI).
“Pendidikan tinggi yang kuat tidak mungkin berdiri di atas ketidakadilan. Dosen telah berkontribusi signifikan dalam membangun pendidikan tinggi Indonesia, namun pemerintah justru mengabaikan lokomotif kampusnya sendiri,” tambah Anggun Gunawan.
ADAKSI menegaskan akan terus menyuarakan tuntutannya hingga pemerintah memenuhi komitmen terhadap kesejahteraan dosen ASN. Organisasi ini merupakan wadah aspirasi dosen ASN di bawah naungan Kemendiktisaintek yang berkomitmen memperjuangkan kesejahteraan dan pengakuan profesi dosen///////