Anyaman Atap Ilalang: Geliat Ekonomi Kreatif di Tengah Pesatnya Pariwisata Banyuwangi

by -44 Views
iklan aston

Banyuwangi, seblang.com – Pesatnya perkembangan sektor pariwisata di Banyuwangi membawa dampak positif yang signifikan bagi berbagai sektor ekonomi lainnya.

Salah satu yang mendapat berkah dari fenomena ini adalah usaha anyaman atap ilalang, yang kini menjadi pendukung penting bagi menjamurnya kafe, restoran, dan penginapan bergaya tradisional di daerah ini.

iklan aston

Budi Hartono, warga Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah, menjadi pionir dalam mengubah tanaman liar Imperata cylindrica menjadi sumber pendapatan yang menjanjikan.

Kisah sukses Budi bermula dari masa sulitnya pasca-PHK dari sebuah perusahaan rokok di Kabupaten Malang. Tekad kuat dan kreativitasnya membawanya pada ide inovatif untuk mengolah ilalang menjadi anyaman atap tradisional yang bernilai ekonomis.

“Setelah kehilangan pekerjaan, saya bertekad untuk menciptakan peluang usaha sendiri,” ujar Budi kepada Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa) pada Selasa (17/9/2024).

Inspirasi Budi berawal dari kegiatan sosial pemugaran makam Mbah Semi, tokoh penari gandrung perempuan pertama di Banyuwangi. Melihat potensi pasar yang terbuka lebar seiring dengan tren kafe, restoran, dan penginapan bergaya tradisional, Budi mulai memproduksi dan memasarkan anyaman atap ilalang pada tahun 2019.

Respons pasar yang luar biasa mendorong Budi untuk memperluas usahanya. Ia kini mempekerjakan 15 warga setempat, menciptakan lapangan kerja baru di desanya. Pesanan terus mengalir tidak hanya dari Banyuwangi, tetapi juga dari kota-kota lain seperti Jember, Surabaya, hingga Bali. Bahkan, produknya mulai diminati pasar internasional.

Menghadapi tantangan ketersediaan bahan baku, Budi mengembangkan strategi penyetokan dan bermitra dengan warga setempat untuk mengumpulkan ilalang. “Kami membeli dari pencari rumput di lahan-lahan kosong sekitar perumahan,” jelasnya. Dengan harga jual Rp 15.000 per lembar untuk ukuran 2,5 x 1,5 meter, usaha ini terbukti menguntungkan dan berkelanjutan.

Bupati Ipuk Fiestiandani mengapresiasi inovasi Budi sebagai contoh nyata bagaimana sektor pariwisata dapat menjadi penggerak ekonomi kreatif di Banyuwangi. “Ini adalah implementasi sempurna dari visi pembangunan ekonomi daerah kami. Pariwisata menjadi payung besar yang menumbuhkan sektor-sektor ekonomi turunan lainnya,” tutur Ipuk.

Keberhasilan usaha anyaman atap ilalang ini menjadi bukti konkret bagaimana pembangunan sektor pariwisata dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan menciptakan lapangan kerja baru. Hal ini sejalan dengan program pemerintah daerah Banyuwangi dalam mengembangkan ekonomi kreatif berbasis potensi lokal.

Ke depan, Pemkab Banyuwangi berencana untuk memberikan dukungan lebih lanjut bagi pengembangan usaha-usaha kreatif serupa, termasuk pelatihan manajemen usaha dan fasilitasi akses pasar yang lebih luas.

Langkah ini diharapkan dapat semakin memperkuat fondasi ekonomi kreatif di Banyuwangi, sekaligus mendukung visi daerah untuk menjadi destinasi wisata berkelanjutan yang berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat lokal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.