Pawai Musik Patrol Saat Ramadan, Kesenian Daerah yang Masih Dilestarikan di Jember

by -635 Views
Girl in a jacket

“Kita tahu musik tradisional patrol ini, hanya seni di perkampungan atau desa asal Jember. Dengan tujuan berkeliling membangunkan orang untuk makan sahur. Namun karena ini seni tradisional, jadi kita wajib melestarikan. Adanya seni musik patrol ini memang hanya dilakukan saat puasa Ramadan,” ucap Aditiya saat dikonfirmasi sejumlah wartawan usai gelaran pawai musik patrol, Minggu (31/3/2024) dini hari.

iklan aston

Awalnya even resmi ini digelar sejak tahun 2000 lalu itu. Merupakan bentuk loyalitas kepada masyarakat khususnya di Jember.

“Tentunya kita sebagai UKM Kesenian Jember ini, dengan adanya kesenian musik patrol, juga ada pegiat seninya. Kita mewadahi kesenian ini sebagai seni tradisional asli Jember,” ujarnya.

Sehingga dari upaya yang mereka lakukan, kata Aditiya, even musik patrol tradisional itu tidak hanya dilakukan di wilayah jalanan kota saja. Melainkan ada juga di beberapa tempat.

“Kebetulan sampai digelar di tiga tempat berbeda. Ada di KCM (Kota Cinema Mall), di Double Way Unej, dan satu lagi di Surabaya,” ulasnya.

Mahasiswa asal Lumajang itu menambahkan, tentunya even musik tradisional dikemas dengan menarik dan semarak.

“Karena kesenian musik tradisional ini, dikhawatirkan hilang ketika tidak ada yang melestarikan. Jadi agar menjadi menarik, seni musik patrol ini diikuti satu grup dengan jumlah personel kurang lebih 20 orang. Ada dekorasinya untuk alat musik yang dibawa pawai, dan juga alunan musiknya yang harmoni dan aransemennya yang dikonsep karnaval,” jelasnya.

Ditanya soal ada berapa jumlah grup yang ikut sebagai peserta?

“Untuk jumlahnya setiap tahun variatif, dan ada grup musik patrol asal luar Jember. Sedangkan saat inu peserta ada 8 grup musik patrol. Terdiri dari 20 orang personel. Ada yang meniup seruling, memukul alat semacam kentongan, dan ada penyanyinya. Aransemen lagunya juga kedaerahan, ada lagu madura dan salawatan,” ungkapnya.

“Sedangkan nantinya mereka juga menempuh jarak kurang lebih 8 Km. Dengan rute start di Double way Unej, Jalan Mastrip, Jalan PB. Sudirman, Alun-Alun Kota Jember, Jalan Ahmad Yani, Jalan Gatot Subroto, dan finishnya nanti di Jalan Kartini depan Kantor Disnaker Jember,” sambungnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Kadisparbud) Kabupaten Jember, Bambang Rudianto memberikan apresiasi dan mendukung adanya gelaran untuk mengangkat kesenian asli dan tradisional dari Jember.

“Yang jelas Pemkab mendukung acara ini, bahwa ini kesenian asli Jember. Kita dukung panitia yang tujuannya untuk melestarikan budaya patrol ini,” ujarnya singkat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.