Cegah Penyakit Tidak Menular, Bupati Banyuwangi Luncurkan “Kampung Cerdik”

by -307 Views
Girl in a jacket

Banyuwangi, seblang.comBupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani meresmikan Kampung Cerdik. Sebuah program kesehatan berbasis desa untuk mencegah Penyakit Tidak Menular (PTM), seperti hipertensi dan diabetes mellitus.

iklan aston

Jargon ‘Cerdik’ merupakan akronim dari ‘Cek Kesehatan Secara Rutin, Enyahkan Asap Rokok, Rajin Aktivitas Fsik, Diet Seimbang, Istirahat Cukup dan Kelola Stress’.

Program tersebut dirilis Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) di Pendopo Banyuwangi.

“Tren PTM ini terus meningkat, termasuk di Banyuwangi. Untuk itulah, program ini dibuat agar kita sama-sama bisa mencegahnya,” kata Ipuk, Senin (13/3/2023).

Menurut data Riskesda 2018, PTM merupakan penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Kasusnya meningkat dibanding Riskesda 2013. Seperti, prevalensi stroke naik dari 7 persen menjadi 10,9 persen, prevalensi diabetes naik dari 6 persen menjadi 8,5 persen, dan prevalensi hipertensi naik dari 25,8 persen menjadi 34,1 persen.

Di Banyuwangi, hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat. Padahal hipertensi jika tidak segera ditangani bisa menyebabkan munculnya penyakit-penyakit serius lainnya, seperti stroke, gagal jantung, dan gagal ginjal.

“Dari program ini kami melibatkan pihak desa hingga RT/RW untuk ‘sedikit memaksa’ warganya agar mau rutin memeriksakan kesehatannya. Fungsinya deteksi dini terhadap faktor resiko PTM sebagai langkah preventif,” jelasnya.

Program Kampung Cerdik digelar berbasis desa. Mulai ketua desa hingga Ketua RT/RW berperan aktif mengajak warganya melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Caranya, setiap warga diwajibkan memiliki Kartu Cerdik sebagai persyaratan pengurusan administrasi kependudukan di desa. Kartu cerdik tersebut bisa diperoleh jika warga sudah melakukan skrining kesehatan di pos pembinaan terpadu (posbindu).

Sementara Plt Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Amir Hidayat, menambahkan saat ini total 193 Kampung Cerdik se-Banyuwangi sudah terbentuk.

“Masing-masing desa minimal harus ada satu, sehingga target dalam 2023 ini bisa terbentuk 217 Kampung Cerdik se-Banyuwangi,” kata Amir.

Amir menambahkan, program ini digelar di semua desa dan kelurahan, secara bertahap juga dilaksanakan di tingkat dusun, rukun warga (RW), hingga rukun tetangga (RT). “Sasaran utamanya adalah kelompok masyarakat sehat, beresiko, dan penyandang PTM berusia 15 tahun ke atas,” terang Amir.

Dalam pelaksanaannya, kader yang berada di bawah binaan Puskesmas setempat akan secara kontinyu melakukan promosi dan sosialisasi kesehatan di lingkungan sekitar. Misalnya, dalam pengajian, karang taruna, dan kegiatan lainnya terkait perilaku pentingnya pencegahan dan deteksi dini PTM dengan menerapkan perilaku hidup sehat dan ‘Cerdik’.

“Tidak hanya di puskesmas, kami secara rutin juga menggelar pemeriksaan di pos kelurahan, kantor desa, atau lokasi yang disepakati warga,” ujar Amir.

Warga yang telah melakukan skrining kesehatan, akan mendapatkan Kartu Cerdik dan gelang sesuai hasil diagnosanya. Gelang biru bagi warga yang terdiagnosa diabetes. Sedangkan gelang merah untuk penderita hipertensi.

Gelang tersebut sebagai pengingat untuk berobat secara rutin ke puskesmas. Selain itu, warga yang sakit juga mendapat pemantauan secara intensif dari kader di kampungnya.

“Kader akan melaporkan hasil pantauannya melalui aplikasi yang terkoneksi dengan puskesmas. Jika memang diperlukan penanganan lanjutan, warga akan langsung dirujuk ke RS,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.