Mayarakat Desa Tamansari Terus Tingkatkan Kualitas Pelayanan Wisata Sesuai Prokes

by -1675 Views
Writer: Nurhadi
Editor: Herry W. Sulaksono
Rizal Sahputra, Kepala Desa (Kades) Tamansari Kecamatan Licin Banyuwangi
iklan aston

Banyuwangi, seblang.com – Sesuai dengan instruksi pemerintah melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Banyuwangi, masyarakat Desa Tamansari Kecamatan Licin Kabupaten Banyuwangi terus berupaya meningkatkan kualitas pengetahuan masyarakat khususnya pelaku pariwisata dalam hal protokol kesehatan.

Menurut Rizal Sahputra, Kepala Desa (Kades) Tamansari juga sudah mendaftarkan  produk wisata baik home stay, destinasi pariwisata dan produk wisata lain di CHSE adalah program Kemenparekraf yang berupa penerapan protokol kesehatan yang berbasis pada Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan).



“Intinya kami menyesaikan dengan kebiasan-kebiasan baru yang ditetapkan oleh pemerintah dalam kebiasaan berwisata, kebersihan, kesehatan, keamanan dan kebersihan serta kelestarian lingkungan tempat  wisata,” jelas Rizal Selasa (15/03/2022).

Perkembangan jumlah kunjungan wisatawan ke Desa Tamansari menunjukan progres yang positif dan cukup menggembirakan meskipun jumlahnya masih jauh dibandingkan dengan sebelumnya adanya pandemi. Tetapi progres kunjungan dari wisatawan luar daerah mulai muncul.

Desa Tamansari mengandalkan dua destinasi populer untuk menarik wisatawan datang ke desa tersebut yaitu Kawah Ijen dan Sendang Seruni. Sedangkan untuk Taman Gandrung Terakota masih melakukan beberapa penyesuaian terkait sitem dan paket wisata yang mereka tawarkan kepada pengunjung.

“Kalau sebelumnya menjual tiket masuk, sekarang Terakota berubah menjadi kuality tourism yang  menawarkan paket satu kesatuan baik dalam atraksi dan paket makan siang. Saat ini kami komunikasi dan koordinasi dengan pengelola Terakota agar semuanya menjadi lebih baik,” imbuh Alumni Universitas Brawijaya Malang itu.

Sedangkan untuk wisata kuliner di Desa Tamansari sejauh ini masing-masing memiliki pangsa pasar sendiri. Apabila standar harga digunakan untuk pukul rata pada semua penjaja kuliner tentunya tidak bisa karena ada beberapa klasifikasi penjual kuliner.

Ada warung yang membuka usaha di pinggir jalan atau masyarakat yang membuka warung harganya tentu berbeda dengan pengusaha resto dan cafe. Hal tersebut justru menjadi keseimbangan di masyarakat.

”Pengusaha yang menggunakan modal besar memiliki pangsa pasar sendiri. Masyarakat ketika membuka kuliner juga mempunyai pangsa pasar sendiri. Yang jelas wisata kuliner adalah menyangkut rasa, konsumen bisa memilah dan memiih sesuai dengan selera dan pangsa mereka termasuk sesuai dengan suasana yanga ada di kuliner tersebut ” tambah Rizal.

Dia menambahkan tidak semua pengunjung memiliki kesadaran kebersihan dan kesehatan lingkungan, untuk itu pihaknya berupaya mengajak masyarakat untuk terus meningkatkan kesadaran sebagai penyedia jasa pariwisata untuk menyesuaikan dengan karakter pengunjung dan berupaya mengedukasi mereka terkait pentingnya kesadaran akan kebersihan dan kesehatan lingkungan, salahsatunya tidak membuang sampah sembarangan.//

iklan warung gazebo