Magetan, seblang.com – Tak kurang dari 55 petani merasakan manisnya hasil panen buah melon di masa pandemi. Mereka yang terdiri dari 40 perempuan dan 15 laki-laki, ikut serta mengolah lahan bengkok milik Kepala Desa.
Dua varietas melon jenis Barata dan Manika berjumlah 130 ribu batang, tertanam di Lahan seluas 3 hektare. Pengolahan lahan bekas tebu tersebut merupakan inovasi para petani setempat sebagai upaya meningkatkan produktivitas di sektor pertanian.
Panen raya melon di Desa Klagen Kecamatan Barat Kabupaten Magetan dihadiri oleh Bupati Suprawoto, Rabu 17/3. Tanpa ragu, Bupati ikut terjun langsung di lahan untuk ikut panen panen raya. Menurutnya, inovasi pertanian tersebut sangat layak diapresiasi dan dijadikan percontohan.
“Magetan memang butuh inovasi menuju perubahan, berpikir ditengah pandemi. Membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Saya apresiasi inovasi ini, memberi kontribusi kepada masyarakat desa klagen, yakinlah bahwa profesi petani sangat menjanjikan,” ungkapnya.
Bupati berharap kedepan tidak hanya desa klagen sebagai klaster melon, tapi juga wilayah lain dengan tanaman yang terus produktif sepanjang tahun.
Salah satu pengelola lahan, Subandi memaparkan singkat mekanisme dalam pengolahan penertanian melon tersebut agar lebih maksimal produktivitasnya, sehingga para petani semakin sejahtera.
“Alhamdulillah, dengan ditanam 130 ribu batang secara estafet, dalam setahun mampu panen raya ke 4 kalinya, warga sekitar juga merasakan kesejahteraan melalui budidaya melon varietas Barata dan Makina,” tuturnya.
Wartawan : Anwar Wahyudi