Kelompok Tani Buah Naga di Siliragung Mengeluhkan Jaringan Listrik

by -536 Views
Daman Ketua kelompok tani buah naga Siliragug
iklan aston

Banyuwangi, seblang.com – Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu sentra produksi buah naga. Luas pertanaman buah naga mencapai 16 ribu hektare. Tanaman buah naga dibudidayakan sebagai kebun monokultur, tanaman tumpang sari atau tanaman sela. Hampir semua petani di Banyuwangi menanam buah naga. Masyarakat biasa pun banyak yang menanam buah ini sebagai tanaman pagar atau tanaman pekarangan.

Untuk memperbanyak produksi, petani buah naga di Kabupaten Banyuwangi , seperti halnya di Desa Siliragung Kecamatan Siliragung, menggunakan metode penyinaran lampu listrik untuk memperbanyak produksi sehingga pendapatannya bertambah. Namun beberapa kelompok tani yang mengajukan jaringan listrik kolektif sejak 2019 hingga sekarang jaringan belum masuk ke wilayah Dusun Seloagung Desa Siliragung.

iklan aston

Saat ditemui wartawan Daman Ketua kelompok tani buah naga mengatakan, mulai tahun 2019 hingga saat ini jaringan listrik belum juga masuk ke wilayahnya, padahal sudah ada tiang listriknya,

“Koq heran padahal tiang sudah terpasang, api jaringan belum ada masuk. Beberapa kali kami menghadap ke ULP(unit layanan pelanggan) Rayon Jajag hanya di berikan solusi akan ditambah 1 gardu,dan di sarankan untuk menambah pelanggan. Sedangkan tiang listrik sudah puluhan yang berdiri, dan kami sudah mengajukan 20 pelanggan. Yang kami ketahui, apabila tiang listrik berdiri sudah otomatis ada uji kelayakan yang di lakukan oleh pihak PLN,” ucap Daman.

Kelompok Tani Buah naga Desa Siliragung sudah mulai berkecil hati,  karena mulai tahun 2019 hingga 2021 belum juga jaringan listrik masuk ke wilayahnya, malah proposal yang sudah diajukan dengan pihak PLN disarankan untuk mengajukan ulang

Daman menambahkan ia disarankan untuk mengajukan ulang , serta membeli token awal selama 5 tahun dengan perincian perbulan Rp.325.000. “Pasti kami keberatan mas,di karenakan kita sudah keluar banyak biaya, Sedangkan penghasilan buah naga naik turun, padahal kami sudah ada SLO (sertifikat laik operasi),” pungkasnya.

Hingga berita ini di terbitkan Pihak Suverfisor UPL rayon jajag belum bisa di hubungi,baik melalui pesan What app maupun telpon.

Wartawan : Hari Purnomo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.