Melalui Program Hibah Desa Binaan Tahun 2020, Himpunan Mahasiswa Teknik Manufaktur Kapal (TMK) Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi) melakukan kegiatan pemanfaatan sinar matahari menjadi suatu inovasi.
Dengan menerapkan panel surya, sinar matahari yang melimpah di kawasan kampung nelayan ikan di Dusun Pacemengan, Desa Bimbingsari itu, dirubah oleh mahasiswa TMK Poliwangi menjadi sumber tenaga listrik untuk kebutuhan penerangan pada kapal para nelayan setempat.
Faid Taufikurrohman Ketua Tim Project mengatakan, kegiatan timnya tersebut didasari dengan keluhan para nelayan akan besarnya biaya operasional untuk melaut.
Pasalnya, selain harus membeli bahan bakar untuk mesin kapal, para nelayan juga harus mengeluarkan biaya untuk membeli bahan bakar genset untuk penghasil daya listrik guna menyalakan lampu penerangan saat berada di tengah laut.
“Harga bahan bakar yang dibutuhkan guna menyalakan genset di kapal sebagai penghasil daya listrik tergolong cukup besar. Terlebih biaya tersebut harus dikeluarkan tiap satu kali perjalanan,” kata Faid kepada seblang.com, Minggu (13/9).
“Untuk itu, penerapan panel surya penghasil daya listrik yang disimpan pada baterai, dapat menjadi alternative sebagai suatu inovasi yang dapat menyelesaikan hal tersebut,” sambungnya.
Tak sampai disitu, Himpunan Mahasiswa TMK Poliwangi itu juga merespon keluhan warga lainya. Para warga setempat mengeluhkan gelapnya lingkungan di Dusun Pecemengan karena selama satu tahun terakhir, lampu jalan tak berfungsi, karena adanya pemutusan daya.
Begitu juga, kondisi bibir pantai yang juga gelap saat malam hari. Sehingga dapat menjadi pemicu terjadinya tindak kriminalitas seperti pencurian komponen pada kapal yang bersandar.
Melihat hal tersebut, Faid dan timnya tergerak untuk menghibahkan 8 Panel surya dan 2 batrai serta komponen penunjang lainnya kepada pihak mitra dalam hal ini nelayan dan juga masyarakat pacemengan.
”Alat ini dikerjakan kurang lebih selama 3 bulan dan banyak pihak yang terlibat didalam proses pembuatannya” Kata Faid.
Faid menjelaskan, pengerjaan alat ini diawali dari proses mendesain alat dan kemudian dilakukan proses perakitan rangka panel dan pensettingan sistem panel surya di sebuah lahan kosong milik warga setempat.
“Adapun pengerjaan alat ini dilakukan oleh pihak mahasiswa teknik manufaktur kapal sendiri dengan dibimbing langsung oleh dosen pembimbing,” ujarnya.
Lebih lanjut Faid menjelaskan, proses kerja dari sistem panel surya ini nantinya, panel surya disinari oleh sinar matahari selama kurang lebih 6-8 jam. Kemudian sinar matahari diubah menjadi sebuah energi listrik dan dicontrol oleh solar charger controller yang dihubungkan ke dua baterai yang disediakan untuk menyimpan daya listrik. Baterai sudah penuh terisi energi listrik, akan ditunjukkan oleh indikator yang ada pada solar charger controller.
“Jika sudah penuh, baterai yang satu bisa dibawa pada kapal para nelayan sebagai pengganti genset untuk menyalakan lampu di kapal. Sedangkan baterai satunya tetap berada pada rumah baterai sebagai penghasil daya untuk menyalakan lampu di wilayah pantai dan juga lampu jalan,” jelas Faid.
Para nelayan dan masyarakat pun sangat antusias akan hal ini, terbukti pada saat para mahasiswa akan memasang panel surya, masyarakat sekitar berbondong-bondong datang dan membantu jalanya proses pemasangan di lokasi.
“Mereka antusias untuk menyimak proses penggunaan panel surya,” ujarnya.
Terlebih, dua bulan lagi akan memasuki musim melaut yang sering disebut musim baratan oleh para nelayan. Yang mana musim tersebut adalah musim melaut untuk menangkap cumi-cumi dan banyak ikan lainnya.
Pada musim itulah penerangan pada kapal menggunakan lampu yang begitu banyak. Sehingga, nantinya lampu yang berada dikapal bisa menggunakan daya listrik yang berasal dari baterai yang sudah diisi oleh panel surya. Para nelayan pun dapat memangkas biaya pembelian bahan bakar untuk genset yang ada di kapal mereka.
“Jika nanti kami gunakan lampu yang daya nya berasal dari baterai, tentu dapat menghemat penggunaan solar yang kami gunakan” Ujar Syaifudin, salah seorang warga nelayan setempat.
Dukungan pun juga berasal dari pihak desa yang sangat mensupport dan siap membantu dengan berusaha menganggarkan anggaran Desa, guna untuk memperbanyak panel surya dan baterai yang nantinya akan menghasilkan daya listrik yang lebih besar.
”kami sangat berterimakasih atas program yang sudah dilaksanakan oleh para mahasiswa dari poliwangi yang telah memberikan pengetahuan tentang panel surya guna mengatasi permasalahan yang ada di Desa kami, kedepan kami siap untuk membantu agar program ini berkembang dan berkelanjutan demi masyarkat” ujar Asnawi Kepala Dusun Pacemengan.
Dosen pembimbing dari tim Himpunan Mahasiswa TMK Poliwangi juga sangat berterimakasih akan respon positif dari masyarakat dan pihak desa yang bersedia menerima dan siap membantu jalan nya proses program ini.
“Respon positif dan bantuan dari masyarakat sangatlah berarti bagi kami dalam menyelesaikan program ini” terang Yedid Yonatan E.D S.T.,M.S selaku Dosen Pembimbing Tim PHDB Himpunan Mahasiswa Teknik Manufaktur Kapal Poliwangi. (guh)