Pesantren di Banyuwangi Tempat Berdirinya GP Ansor Bakal Didaftarkan Jadi Cagar Budaya

by -1301 Views
Wartawan: Teguh Prayitno
Editor: Herry W. Sulaksono


Pengajuan tersebut didasarkan atas dua hal. Yang pertama, adanya fisik bangunan yang masih terjaga orisinalitasnya. Sedangkan yang kedua secara historis, gedung tersebut menyimpan sejarah penting dalam perjalanan bangsa.

“Jika kita lihat, bangunannya masih berarsitektur art deco khas bangunan masa kolonial. Ubinnya dan tembok-temboknya menyiratkan secara kuat,” ungkap founder Komunitas Pegon, Ayung Notonegoro menjelaskan bangunan yang selesai dibangun pada 1918 itu.


Pesantren tersebut juga memiliki sisi historis yang luar biasa. Salah satunya pada 24 April 1934, ditempat tersebut menjadi sidang Majelis Syuriyah Muktamar ke-IX Nahdlatul Ulama. Dalam sidang tersebut, menghasilkan sejumlah keputusan penting. Di antaranya adalah diterimanya Anshoru Nahdlatoel Oelama (ANO) sebagai bagian resmi dari NU.

“ANO ini kini dikenal sebagai Gerakan Pemuda Ansor. Badan otonom NU yang memiliki keanggotaan terbesar dalam organisasi kepemudaan di dunia,” jelas Ayung.

Selain memiliki bangunan yang berpotensi menjadi cagar budaya, Pesantren Lateng juga menyimpan sejumlah manuskrip kuno yang juga berpotensi menjadi cagar budaya. Seperti halnya Babad Tawangalun beraksara pegon ataupun naskah-naskah yang berasal dari Kesultanan Palembang. Kekayaan koleksi naskah dan kitab yang tersimpan di sana, menjadikannya menjadi tuan rumah Festival Kitab Kuning 2023. (*)

iklan warung gazebo