Lewat Loka Karya 2025, Pemkab Malang Tegaskan Komitmen Pelestarian Topeng Malangan

by -7 Views
Wartawan: Achmad Suseno
Editor: Herry W. Sulaksono
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang, Firmando Hasiholan Matondang didampingi Kabid Kebudayaan saat diwawancara awak media


Lokakarya topeng Malangan

Hari ini adalah Loka Karya Tari Topeng Malangan. Kita mulai membangkitkan kembali kesenian asli Kabupaten Malang yang sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia. Ini momentum pertama untuk menggerakkan kembali dan menjadikannya agenda berkelanjutan,” ujarnya.

Firmando menambahkan bahwa seni Topeng Malangan bukan sekadar warisan estetika, melainkan kekuatan kolektif yang merefleksikan sejarah perjuangan masyarakat.

“Kesenian itu adalah kekuatan yang menyatukan. Wayang Topeng bukan sekadar seni pertunjukan, tetapi mengandung filosofi dan jati diri bangsa,” imbuhnya.

Ia juga menekankan perlunya keterlibatan generasi muda agar seni tradisi tetap relevan dan diterima di tengah perkembangan zaman.

“Harapannya, generasi muda terlibat aktif. Seni ini harus diterima Gen Z agar terus berkembang dan menjadi kekuatan yang menyatukan,” tegasnya.

Kabid Kebudayaan, Hartono, S.Ap., M.M., dalam kesempatan yang sama menjelaskan bahwa Kabupaten Malang memiliki empat WBTB, yaitu Topeng Malangan, Kagrak Malangan, Krucil, dan Pesekalan.

“Semuanya wajib kita lindungi, kita lestarikan, dan kita manfaatkan,” ujarnya.

Menurutnya, pemerintah daerah berkewajiban melakukan pelindungan sekaligus pemanfaatan seni tradisi, salah satunya melalui peningkatan kapasitas sumber daya manusia kesenian.

“Pelatihan ini penting untuk meningkatkan kemampuan seniman dalam menata musik, gerak, hingga kostum. Tujuannya agar mereka mampu menampilkan seni pertunjukan yang layak dan menarik,” katanya.

Loka karya ini juga menjadi forum evaluasi bagi 10 sanggar yang tampil dalam Festival Topeng Malangan pada gelaran Festival Ekrap di Bonpring. Evaluasi dilakukan untuk memastikan regenerasi seni berjalan secara berstandar dan berkelanjutan.

“Harapannya, 10 sanggar ini terus berinovasi dan memperbaiki kualitas pertunjukan agar memenuhi standar seni pertunjukan yang baik,” terang Hartono.

Ia menambahkan bahwa kolaborasi budaya dan pariwisata terus diperluas. Penampilan Topeng Malangan di hadapan Wakil Menteri dalam agenda Bonpring menjadi bukti bahwa seni tradisi semakin mendapat perhatian nasional.

Output utama dari loka karya ini adalah meningkatnya kualitas SDM seni, khususnya para pelaku seni Topeng Malangan, baik dari segi gerak, musik, hingga storytelling.

“Mereka harus mampu menyajikan pertunjukan yang kreatif, menarik, dan ditunggu-tunggu publik. Dari gerak, storytelling, kostum hingga ekspresi panggung, semuanya harus diperkuat,” tegas Hartono.

Loka Karya Dunia Wayang Topeng Malang 2025 menjadi pijakan penting bagi upaya pelestarian seni tradisi khas Kabupaten Malang. Melalui penguatan sanggar, pembinaan seniman, serta sinergi antara sektor budaya dan pariwisata, seni Topeng Malangan diharapkan kembali menjadi identitas kuat daerah sekaligus daya tarik wisata budaya yang membanggakan./////////

iklan warung gazebo