Zamroni menyayangkan sikap sekolah yang terkesan menutup informasi awal kejadian. Ia menegaskan kehadiran DPRD untuk melakukan evaluasi agar pelayanan MBG diperbaiki. “Ini harus jadi atensi bersama agar teknis distribusi MBG diperbaiki dan tidak lagi menimbulkan korban,” ujarnya.
Guru SMPN 3 Kalipuro, Mahmud Hamzah, membenarkan siswa mengonsumsi menu kari ayam saat insiden terjadi. Sebagian siswa mengeluhkan bau tidak sedap pada makanan, namun tetap dimakan karena lapar. “Anak bilang ada makanan yang basi. Kare ayam memang cepat basi kalau dimasak terlalu dini,” ungkapnya.
Mahmud menjelaskan selama hampir satu bulan program berjalan, menu MBG biasanya berupa ayam goreng atau telur. Menu bersantan baru kali ini disajikan. Untuk menghindari basi, MBG biasanya dibagikan pukul 07.30 WIB sebelum pelajaran dimulai.
Pihak sekolah telah menyampaikan keluhan kepada petugas distribusi MBG. Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dijadwalkan mendatangi sekolah pada Senin (27/10). Mahmud berharap evaluasi dilakukan menyeluruh, terutama terkait menu dan waktu masak. “Masakan harus steril dan tidak dimasak terlalu malam agar tidak basi saat diterima siswa,” pesannya.
