Sementara itu, Staf Ahli Menteri Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi, Kementerian Pariwisata RI, sekaligus salah seorang mentor dan tim penilai dalam FDLP, Frans Teguh, memberikan apresiasi dan berpesan agar semangat kepemimpinan para peserta terus dijaga.
“Kita mulai dengan langkah-langkah kecil, dan bagi seorang pemimpin tidak ada kata menyerah dan putus asa,” ungkap Frans Teguh.
Selanjutnya salah seorang peserta, Alfonsius Sumarno Patut, Ketua Pokdarwis Desa Wisata Coal sekaligus Top 1 FDLP 2025, menyampaikan rasa syukur dan bangga mendapatkan kesempatan berharga mengikuti program yang inovatif dan kreatif tersebut.
“FDLP adalah wadah bagi kami untuk belajar menjadi pemimpin dan belajar langsung dari para narasumber profesional dalam pembangunan destinasi dan pengembangan desa wisata. Kami tahu tantangan masih banyak, tapi kami akan terus berproses karena peluang besar menanti kami. Labuan Bajo menjadi gerbangnya, dan dari sini semangat ini akan menyebar ke seluruh Flores,” ujar Alfonsius.
Dr. Amelda Pramezwary, Dosen Universitas Pelita Harapan (UPH) sekaligus salah satu mentor FDLP, menyampaikan apresiasi atas transformasi yang dialami para peserta.
“Kami menyaksikan bagaimana peserta berkembang luar biasa, dari ide yang awalnya belum matang hingga kini menjadi project plan yang brilian dan siap dijalankan. Mereka kini adalah lima champion pariwisata kita,” tuturnya.
Melalui FDLP, BPOLBF terus menegaskan komitmennya untuk menghadirkan model pengembangan pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan dengan menumbuhkan pemimpin-pemimpin lokal yang mampu membawa perubahan nyata bagi destinasi di wilayahnya.












