Malang, seblang.com – Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Malang terus berupaya memperkuat kapasitas dan tata kelola Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) agar mampu menjadi motor penggerak ekonomi desa yang mandiri, modern, dan berkelanjutan.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Malang, Tito Fibrianto Hadi Prasetya, S.Sos., M.AP, menyampaikan bahwa salah satu strategi utama yang dilakukan adalah penyelenggaraan bimbingan teknis (Bimtek) dengan menghadirkan narasumber berkompeten di bidang perkoperasian.
“Harapan saya, Koperasi Desa Merah Putih terus melaksanakan bimbingan teknis terkait tata kelola dan pengembangan koperasi. Ini penting agar pengurus dan pengawas memahami arah pengelolaan yang profesional,” ujar Tito seusai upacara Hari Sumpah Pemuda di Pendopo Agung Kabupaten Malang, Selasa (28/10/2025).
Dalam kegiatan Bimtek tersebut, Dinas Koperasi menghadirkan narasumber dari Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Nainau yang telah memiliki sertifikasi resmi di bidang perkoperasian. Selain itu, Dewan Koperasi Indonesia Daerah (Dekopinda) Kabupaten Malang juga turut berperan memberikan materi pendampingan.
“Kami juga menghadirkan perwakilan dari koperasi-koperasi yang sudah sukses. Ada sekitar sepuluh koperasi dengan tata kelola dan permodalan kuat, rata-rata di atas Rp15 miliar. Mereka kami jadikan contoh sukses atau success story agar bisa menjadi inspirasi bagi KDMP lain,” jelasnya.
Tak hanya itu, Diskop Malang juga menggandeng Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) untuk memberikan edukasi mengenai mekanisme pengajuan pinjaman modal usaha. Dukungan teknologi datang dari Telkom Indonesia, yang akan menyediakan aplikasi digital guna memastikan seluruh proses pinjaman dan transaksi koperasi dapat dipantau secara transparan.
“Kami ingin semua proses berjalan terbuka dan efisien. Dengan dukungan aplikasi dari Telkom, kegiatan keuangan koperasi bisa termonitor secara real-time,” tambah Tito.
Selama pelaksanaan Bimtek, pengurus dan pengawas KDMP juga mendapatkan motivasi agar mampu berinovasi dan mengembangkan unit usaha produktif di tingkat desa.
“Harapan kami, pengurus KDMP didukung penuh oleh para pengawas agar bisa mengelola usaha yang lebih maju. Dengan begitu, koperasi bisa menjadi lokomotif penggerak perekonomian desa,” tegas Tito.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa pengembangan KDMP sejalan dengan visi-misi pemerintah pusat yang digariskan oleh Presiden RI dalam mendorong kemandirian ekonomi masyarakat desa.
“Kami mengikuti arahan Presiden untuk memperkuat ekonomi rakyat melalui koperasi. Karena itu, Dinas Koperasi tidak bekerja sendiri, kami juga melibatkan Dekopinda, koperasi sukses, dan berbagai pihak yang peduli terhadap perkembangan koperasi,” tuturnya.
Sebagai bentuk pendampingan konkret, Diskop Malang telah menugaskan sepuluh koperasi maju untuk menjadi pembina KDMP di wilayah masing-masing. Misalnya, Koperasi Sae Pujon dan Koperasi Sumber Makmur ditunjuk sebagai mitra pendamping bagi KDMP di sekitar wilayahnya.
“Pendampingan ini bertujuan agar KDMP bisa belajar langsung dari koperasi yang sudah sukses, baik dalam manajemen, pelayanan anggota, maupun pengelolaan usaha,” jelas Tito.
Ia menutup dengan menegaskan bahwa koperasi tidak hanya berfungsi sebagai lembaga sosial, tetapi juga sebagai badan usaha yang harus mampu menghasilkan keuntungan secara sehat.
“Koperasi tetap badan usaha. Jadi harus bisa mengelola usaha secara sehat dan mencari keuntungan. Tujuan akhirnya tentu untuk menyejahterakan seluruh anggota,” pungkasnya.///////////











