STAI Nurul Huda Masykuriyah Resmi Berdiri, Tonggak Baru Pendidikan Pesantren di Poncokusumo Malang

by -4 Views
Wartawan: Achmad Suseno
Editor: Herry W. Sulaksono
Pengasuh dan pendiri Pondok Pesantren Salafiyah Nurul Huda Poncokusumo, KH Masykur Hafidz (tengah pake kopiyah putih) bersama pengajar dan Forkopimcam saat peresmian STAI Nurul Huda masykuriyah


Malang, seblang.com – Perjalanan panjang dunia pendidikan di lingkungan Pondok Pesantren Salafiyah Nurul Huda Poncokusumo, Kabupaten Malang, memasuki fase penting dengan diresmikannya Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Nurul Huda Masykuriyah. Kehadiran perguruan tinggi ini menandai komitmen kuat pesantren dalam menuntaskan jenjang pendidikan santri hingga tingkat sarjana (S1).

Berdirinya STAI tersebut tidak lepas dari estafet perjuangan yang dilanjutkan oleh pengasuh pondok, KH Masykur Hafidz, dalam meneruskan cita-cita sang ayah, KH Drs. Achmad Masduqi Machfudz, yang wafat pada 2014 silam. Dari embrio pendidikan sederhana, kawasan Poncokusumo kini tumbuh menjadi pusat pendidikan Islam terpadu.


KH Masykur Hafidz mengungkapkan bahwa cikal bakal pendidikan di lokasi pesantren telah dirintis jauh sebelum pondok berkembang seperti saat ini. Kala itu, lembaga yang ada masih berupa Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang diasuh oleh ayahandanya.

“Setelah orang tua wafat, saya melanjutkan perjuangan beliau. Awalnya memang sederhana, tetapi niatnya adalah menjaga amanah pendidikan Islam,” ujar KH Masykur Hafidz saat ditemui di Pondok Pesantren Salafiyah Nurul Huda, Sabtu (20/12/2025).

Ia juga menuturkan perjalanan intelektual dan spiritualnya saat menimba ilmu di Pasuruan. KH Masykur Hafidz yang berasal dari Kejayan, Pasuruan, diketahui pernah mondok dan berguru kepada KH Hamid Pasuruan hingga sang kiai wafat.

“Setelah itu saya ditugaskan ke Malang. Saat mulai di sini, kondisi pondok masih sangat terbatas, belum seperti sekarang,” kenangnya.

Sebelas tahun setelah wafatnya sang ayah, arah pengembangan pendidikan mulai ditata secara sistematis. Awalnya, rencana pendirian Madrasah Tsanawiyah (MTs) sempat dipertimbangkan. Namun, melihat kebutuhan masyarakat, akhirnya diputuskan mendirikan SMP.

“Waktu itu ada masukan dari keluarga bahwa minat MTs masih kurang. Maka kami mendirikan SMP. Alhamdulillah, respons masyarakat sangat baik, murid banyak, dan gedung bisa dibangun,” jelasnya.

Untuk menjaga keseimbangan antara pendidikan umum dan pendalaman agama, didirikan pula Madrasah Diniyah dengan pola pendidikan terpadu.

“Pagi sekolah formal, sore dan malam mengaji. Pendidikan akhlak tetap menjadi ruh utama,” tegasnya.

Seiring waktu, unit pendidikan terus berkembang, mulai dari PAUD/TK, MI/SD, SMP, SMA/SMK, hingga Madrasah Aliyah (MA). Untuk memperkuat legalitas dan tata kelola, seluruh lembaga dinaungi dalam sebuah yayasan yang menjadi dasar pendirian pesantren secara resmi.

Perjalanan tersebut, menurut KH Masykur Hafidz, tidak lepas dari tantangan spiritual. Ia mengenang masa-masa awal ketika lingkungan sekitar kerap mengalami gangguan nonfisik.

“Dulu hampir setiap hari ada anak yang kesurupan. Akhirnya saya membuka pondokan, anak-anak saya ajak mondok dan mengaji rutin. Alhamdulillah, pelan-pelan gangguan itu hilang,” tuturnya.

Lengkapnya jenjang pendidikan dari dasar hingga menengah menjadi fondasi kuat lahirnya pendidikan tinggi. Keinginan agar santri tidak berhenti belajar hingga SMA mendorong KH Masykur Hafidz mendirikan perguruan tinggi Islam.

“Saya ingin anak-anak didik bisa tuntas pendidikannya sampai S1. Prosesnya berat, persyaratannya ketat, tetapi harus diperjuangkan,” ungkapnya.

Perjuangan itu akhirnya membuahkan hasil setelah melalui proses verifikasi dan survei dari Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI.

“Alhamdulillah, setelah disurvei, izin operasional STAI Nurul Huda Masykuriyah resmi keluar,” tandasnya.

Berdirinya STAI Nurul Huda Masykuriyah menjadi tonggak sejarah baru bagi Pondok Pesantren Salafiyah Nurul Huda Poncokusumo. Lebih dari sekadar institusi pendidikan, kehadirannya menjadi simbol kesinambungan perjuangan ulama dalam mencetak generasi berilmu, berakhlak, dan siap bersaing di era modern.///////

iklan warung gazebo