Madiun, seblang.com – Di masa pandemi corona, dua ekor kambing Praha lahir di taman wisata Madiun Umbul Square. Sekilas tampak seperti anak kambing biasa, kambing Praha tersebut merupakan kambing kerdil, salah satu kambing terkecil di dunia. Anak kambing praha yang memiliki nama latin Capra hitcus tersebut diberi nama Bibi dan Bobo.
Arif Wahyudi, KSD Konservasi menuturkan bahwa dua ekor kambing Praha betina yang lahir dengan kondisi sehat. Proses kelahiran murni alamiah, tanpa bantuan campur tangan manusia. Hal tersebut dipicu situasi yang sepi dari kunjungan, sehingga proses kelahirannya lebih lancar lantaran sang induk lebih tenang dan tidak stres.
“Iya mas, Alhamdulillah di masa pandemi ini, di Umbul telah lahir dua ekor anak kambing Praha betina dan proses kelahirannya pun alami, tanpa bantuan tim konservasi. Mungkin karena sepinya pengunjung dimasa pandemi ini yang menciptakan susana ‘back to nature’, sehingga induknya merasa nyaman bak di alam liar, alam aslinya, ungkapnya kepada Jurnalis, minggu (27/12).
Arif menambahkan, anak kambing Praha berjenis kelamin betina itu lahir pada 20 Desember, sempurna tanpa cacat. “H-5 Natal Bibi dan Bobo utu lahir, bisa jadi mereka mau ngrayain natal, hehehehe,” guraunya.
Ditempat terpisah, Robianto Afri Handoko, direktur Madiun Umbul Square (MUS) mengungkapkan, situasi pandemi COVID-19 ternyata memberikan dampak positif bagi satwa yang berada di MUS. Beragam jenis satwa yang ada di lembaga konservasi bisa berkembang biak dengan baik menjadi lebih alami.
“Yang jelas satwa-satwa di sini kembali menjadi lebih alami, karena selama pandemi kan ada pembatasan, jadi pengunjung tidak boleh masuk. Sehingga membuat satwa-satwa menjadi lebih alami seperti di alamnya,” ungkap Afri.
Afri menambahkan, Bibi dan Bobo merupakan kelahiran kedua. Hadirnya dua satwa tersebut selain menambah koleksi satwa, dianggap sebagai hadiah Natal di masa pandemi.
Dibalik kabar baik kelahiran kambing Praha tersebut, Afri menuturkan kondisi Madiun Umbul Square ini termasuk dalam kategori ‘prihatin’. Tercatat selama pandemi ini, wisata tersebut hanya terprioritas pada kelestarian satwa.
“Segala upaya telah dilakukan, termasuk ketika new normal kemarin, pemberlakuan protokol kesehatan bagi pengunjung, selain jaga jarak dan pakai masker juga kita siapi segala perangkat penunjang kesehatan seperti tempat cuci tangan, hand sanitizer, faktanya kondisi wisata belum lepas dari zona ‘prihatin’,” tuturnya.
Momen Natal dan tahun baru merupakan puncak panen raya obyek wisata. Namun ditengah pandemi covid ini, istilah ‘panen raya’ serasa telah sirna. “Ini adalah tahun terberat, Natal tahun lalu, Umbul mampu mendatangkan ribuan pengunjung, sekarang untuk mencapai 10 persennya saja sangat berat. Mudah-mudahan ‘pagebluk’ ini segera berlalu, kita segera bangkit dari keterpurukan,” tutupnya.
Wartawan : Anwar Wahyudi