Banyuwangi, Seblang.com – Keluhan atas pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Blambangan Kabupaten Banyuwangi dirasakan Rully warga jalan Bawean Sukowidi Kecamatan Kalipuro Banyuwangi.
Keluhan bermula disaat istri dari Rully, Donna Aprilia melakukan proses kelahiran Cesar RSUD Blambangan yang dirasa tidak maksimal dan terkesan dipermainkan oleh pihak rumah sakit .
Awalnya , Donna Aprilia melakukan pemeriksaan kandungan di RS.Yasmin Banyuwangi dengan persyaratan melakukan rapidtes Covid19, dalam hasil Rapid tes di RS Yasmin menunjukan hasil terkonfirmasi reaktif dan pihak Rumah Sakit melakukan rujukan ke RSUD Blambangan.
Sesampainya di RSUD Blambangan pasien Donna Aprilia langsung mendapat perawatan di ruang isolasi berdasarkan surat hasil rapidtes Covid19 yang reaktif.
“Hasil reaktif dari rapid tes istri saya langsung diisolasi oleh pihak rumah sakit,” ujar rullie.
Namun, Ruli menyesalkan tindakkan dari RSUD setelah mengetahui hasil swab yang tiga hari sudah muncul menyatakan Negatif covid 19 ditambah lagi dengan beaya rawat inap yang mencapai Rp. 14.651.535 juta
“Istri saya kan di ruang isolasi karena rapid nya reaktif setelah 3 hari biaya tagihan ternyata membengkak sampai Rp 15 Jutaan padahal untuk operasi caecar di rumah sakit ini yang kelas 3 tertera Rp 5 juta sedangkan yang menyuruh untuk ke ruang isolasi pihak rumah sendiri, bukan sudah ada dari pemerintah” jelas Rully.
Sementara itu Direktur RSUD Blambangan dr. Hj. Indah Sri Lestari, M.MRS. saat dikonfirmasi mengatakan pasien Donna Aprilia tidak terdaftar dalam BPJS dan tidak Positif Covid 19 dalam hasil Swab sehinga tidak bisa diklaim
“Untuk hasil Swab Negatif tidak bisa diajukan klaim ke BPJS dan pengajuan ke Jampersal Anggaran untuk tahun ini telah habis beberapa minggu lalu untuk bayinya tidak perlu swab karena hasilnya negatif untuk perawatan secara normal,” ujarnya.
Wartawan : Noviansyah