Banyuwangi, seblang.com – “Saya memberikan apresiasi kepada LDII karena seluruhnya peserta yang dilatih Pertolongan Pertama pada Gawat Darurat (PPGD) ini pria. Karena 85 persen tenaga kesehatan di kabupaten Banyuwangi itu wanita, sehingga ada keterbatasan saat kita stand by ketika malam hari.”
Ungkapan tersebut disampaikan Plt Kepala Dinas Kesehatan kabupaten Banyuwangi Amir Hidayat setelah membuka acara Pelatihan Pertama pada Gawat Darurat (PPGD) yang digelar oleh DPD Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) kabupaten Banyuwangi di PPPM Nurul Huda kelurahan Karangrejo Banyuwangi pada Kamis (23/5/2024)
Menurut Amir pihaknya membutuhkan tenaga kesehatan laki-laki yang siaga terutama untuk di malam hari dan juga fisik yang lebih baik,” Sehingga kami berharap tenaga kesehatan yang laki-laki itu mampu memberikan pertolongan terutama dalam mengangkat pasien dan sebagainya supaya lebih cepat dan efektif,” ujarnya.
Selanjutnya dia menuturkan karena keterbatasan tenaga kesehatan maka perlu support dari seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) yang ada. LDII saat ini sudah memberikan support terhadap tenaga kesehatan. Salahsatunya saat ini memberikan pelatihan peningkatan pengetahun, pemahaman, dan skill terkait penolongan pertama saat keadaan darurat.
“Sehingga LDII bisa menjadi contoh bagi organisasi yang lain untuk memberikan support terhadap program kesehatan yang baik dan memberikan backup tenaga kesehatan ketika memberikan pertolongan kepada masyarakat ketika memberikan pertolongan pertama pada kegawat daruratan,” tambah Amir.
Amir menambahkan pelatihan PPGD yang diadakan oleh DPD LDII Banyuwangi. Ini salah satu dapat diapresiasi karena dapat meningkatkan tenaga kesehatan terutama relawan yang siap sewaktu- waktu untuk memberikan upaya peningkatan kesehatan dan keselamatan di setiap even yang diselenggarakan di Banyuwangi.
Karena di Banyuwangi, lanjut dia setiap tahunnya kurang lebih ada sekitar 100 even Banyuwangi Festival dan terdapat dua even besar yaitu saat mendekati Hari Raya Idul Fitri dan Liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Menurut Amir dalam pelaksanaan even-even tersebut melibatkan tenaga-tenaga kesehatan supaya siap 24 jam di 11 titik pos pelayanan kesehatan dan pengamanan. Pos layanan kesehatan di 11 titik tersebut masih termasuk kurang karena keterbatasan tenaga kesehatan yang ada. Apabila tenaganya sudah siap akan akan dikembangkan lagi supaya lebih luas jangkauannya di masyarakat.
Selain itu dia menyatakan pihaknya berharap di setiap destinasi wisata di Banyuwangi harusnya ada peningkatan kesiapsiagaan.” Sehingga dengan adanya pelatihan ini menjadi sangat penting. Kami sangat berterimakasih terdapat tenaga-tenaga yang di latih di PPGD sehingga dapat memback-up tenaga kesehatan ketika ada even-even Banyuwangi Festival yang ada,” tambah Amir.
Kemudian tenaga kesehatan yang ada di Banyuwangi terutama di seluruh desa berupaya ditingkatkan dalam kecepatan dalam penanganan rujukan ke rumah sakit (RS). Terutama ketika terjadi kegawat daruratan pada masyarakat baik terkait kematian ibu dan anak atau kejadian penyakit tidak menular yang trennya sekarang sedang meningkat seperti serangan jantung dan stroke yang membutuhkan pertolongan pertama dan rujukan yang cepat dan tepat.
“Maka kita berharap ada banyak relawan yang terlatih untuk membantu tenaga kesehatan untuk memberikan penanganan dan peningkatan kecepatan dalam rujukan. Apabila ini bisa kami upayakan secara maksimal maka kecepatan dalam penanganan di rumah sakit akan kami tingkatkan sehingga kefatalan akan bisa kita minimalisir,” pungkas Amir.
Sementara Ketua DPD LDII kabupaten Banyuwangi KH Astro Junaedi mengungkapkan pihaknya merasa bersyukur hari ini bisa melaksanakan pelatihan PPGD bekerjasama dengan Dinas Kesehatan kabupaten Banyuwangi.
Program yang dilaksanakan merupakan tindak lanjut nota kesepakatan atau MoU antara Dinas Kesehatan dengan organisasi kemasyakaratan.”Kegiatan pelatihan PPGD ini sebagai wujud dakwah LDII sebagai lembaga dakwah, disamping dakwah melalui lisan, amar makruf nahi mungkar dan dakwah bil hal seperti yang kita lakukan pada hari ini,”ujar KH Astro.
Menurut dia peserta pelatihan PPGD yang digelar diikuti beberapa komunitas yang ada di dalam LDII yang nantinya diharapkan akan membantu pemerintah khususnya Dinas Kesehatan kabupaten Banyuwangi dalam menangani hal-hal krusial yang mungkin terjadi baik dilingkungan majelis taklim maupun di lingkungan masyarakat secara umum.
Lebih lanjut dia menuturkan kegiatan yang dilaksnakan merupakan salah satu wujud kontribusi yang bisa dilakukan LDII di bidang kesehatan. “Mudah-mudahan semua program yang sudah menjadi inisiasi LDII bersama Dinas Kesehatan Banyuwangi dalam memberikan asas manfaat dan maslahah untuk kepentingan umat dan masyarakat. Mohon doanya, semoga kedepan kita dapat menindak lanjuti dengan kegiatan-kegiatan yang lain, itu merupakan prinsip dari LDII,” pungkas KH Astro.
Acara kegiatan Pelatihan Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) yang diselenggarakan oleh Forum Komunikasi Kesehatan Islam (FKKI) Kabupaten Banyuwangi di bawah naungan Yayasan Ar Royan Banyuwangi, DPD LDII Kabupaten Banyuwangi bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi. Adapun Peserta sebanyak 50 orang terdiri dari; 9 Orang Ustadz Pondok Pesantren LDII, 7 Orang Anggota Kru Ambulans DPD LDII, 18 Orang Relawan Majelis Taklim LDII, 6 Orang anggota Senkom Mitra Polri dan 10 Orang Relawan PC LDII.
Setelah membuka acara pelatihan PPGD, Kepala Dinas Kesehatan didampingi Dewan Pembina, Ketua DPD LDII dan beberapa pengurus serta Kepala Puskesmas Kertosari meninjau lokasi yang akan dibangun Asrama bagi santri PPPM Nurul Huda dengan sumber dana yang berasal dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim.