Pekerja Migran Asal Banyuwangi Terbesar di Besuki Raya

by -955 Views
Wartawan: Nurhadi
Editor: Herry W. Sulaksono
iklan aston

Banyuwangi – Meskipun jumlah penempatan pekerja migran asal Kabupaten Banyuwangi mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2021 namun sampai 23 Desember 2022 pekerja migran asal Banyuwangi yang bekerja di luar negeri masih tertinggi di kawasan Besuki Raya atau Eks. Karisedan Besuki.

Menurut Muhammad Iqbal, Koordinator Pos Pelayanan Badan Perlindungan Pelerja Migran Indonesia (BP2MI) Banyuwangi, pada tahun 2021 tercatat 2.434 orang. Kemudian untuk tahun 2022 sampai 23 Desember 2022 tercatat 1.970 orang.

iklan aston

iklan aston

Pekerja migran asal Kabupaten Jember tahun ini sekitar 800 orang, Kabupaten Bondowoso dan Situbondo totalnya tidak sampai 500 orang.

“Secara jumlah mengalami penurunan mungkin karena situasi pandemi yang belum berakhir, adanya resesi ekonomi sehingga kemampuan bayar majikan menurun dan mungkin ada penurunan permintaan dari luar negeri,” jelas Iqbal di ruang kerjanya pada Jumat (23/12/ 2022).

Selanjutnya konsentrasi penempatan kerja yang terbanyak masih tujuan Hongkong dan Taiwan. Sebagian kecil mereka ada yang di Singapura, Malaysia dan beberapa negara di Eropa seperti Hongaria, Maladewa dan lain sebagainya.

Selanjutnya terkait dengan pekerja migran un prosedural atau non prosedural , karena ada beberapa istilah untuk pekerja migran, lanjut dia pekerja migran prosedural tentunya mereka berproses dari awal sampai dengan pemberangkatan dan penempatan.

Kemudian ada pekerja migran non prosedural, mereka memiliki dokumen tetapi tidak melalui prosedur yang seharusnya. Selanjutnya ada pekerja migran yang undokumented atau pekerja yang masuk tidak memakai dokumen resmi alias bodong.

”Untuk non prosedural dan undokumented jumlah pastinya kami kurang tahu karena tidak pernah melaporkan diri dan tidak pernah mendaftarkan diri. Tetapi disinyalir berdasarkan data World Bank pada tahun 2017 bahwa WNI yang bekerja diluar negeri jumlahnya sekitar 9 juta orang dan sekitar separuhnya atau 4,5 juta non prosedural,” imbuh pria asal Semarang itu.

Pekerja migran non prosedural pada umumnya tinggal di negara-negara yang sudah menjadi tujuan tradisional dan karena salahsatu faktornya kedekatan wilayah seperti Saudi Arabia, Malaysia dan Singapura.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut BP2MI Banyuwangi melakukan langkah-langkah antara lain dengan melakukan pendekatan dengan stakeholder yang ada di daerah, seperti Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Perdagangan, Dinas Sosial Pemberayaan Perempuan danPerlindungan Anak & KB Banyuwnangi serta pemerintah desa.

“Selain itu kami juga melakukan desiminasi informasi mengenai migrasi aman karena kami menyadari masih banyak masyarakat Banyuwangi yang belum mengetahui tata cara bekerja diluar negeri,” imbuh Alumni UII Yogyakarta itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.