DPW LDII Jawa Timur Gelar Tausiah Kebangsaan Atasi Degradasi dan Perkuat Silaturrahim

by -441 Views
KH M. Amrozi Konawi, Ketua DPW LDII Provinsi Jawa Timur menyerahkan cindera mata kepada nara sumber
iklan aston

Surabaya, seblang.com – Ketua DPW LDII Jawa Timur KH. Moch. Amrodji Konawi menyatakan, akhir-akhir ini di media massa terjadi degradasi kebangsaan. Untuk itu pihaknya berinisiatif menggelar Tausiyah Kebangsaan bersamaan dengan Konsolidasi Organisasi di Aula Pondok Sabilurrosyidin Annur, Gayungan, Surabaya, Minggu (20/6/2021).

“Tolak ukurnya ada pertentangan antara nasionalisme dengan agama. Kalau degradasi ini dibiarkan suatu saat akan muncul krisis kebangsaan,” ujar Amrodji.



Tausiyah kebangsaan ini sejalan dengan program LDII. “Ada delapan klaster dari program utama LDII yang dipersembahkan untuk bangsa, dan ini sudah berjalan,” tambah Amrodji.

Ketua MUI Jawa Timur Prof. Dr. KH. Ali Maschan Moesa, M.Si. yang menjadi salah seorang narasumber Tausiah Kebangsaan antara lain mengungkapkan, dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara perlu penyampaian dakwah yang baik sebagaimana diajarkan Rasulullah SAW.

“Dakwah yang baik salah satunya menerangkan materi dakwah dengan penuturan kata-kata atau lisan supaya orang yang diajak bicara bisa menangkap dan mengerti isi yang disampaikan,” ujar Ali Maschan.

Dia menegaskan bahwa hidup berbangsa di dunia ini dibenarkan dalam Al-Quran. “Kita hidup di dunia ini jelas ada perbedaan suku dan bangsa, maka semua sudah benar sesuai dengan Al-Quran,” jelasnya.

Lebih lanjut Dia menuturkan dalam penelitiannya dia menjelaskan bahwa Islam itu mengajarkan rahmatan lil ‘alamin yang sudah lama dijalankan di Indonesia. “Semboyan NKRI Harga Mati itu tidak hanya berbangsa dan bernegara saja, tapi itu juga termasuk bagian dari dakwah agama,” ujarnya di hadapan perwakilan DPD LDII Kabupaten/Kota se-Jatim.

Ali Maschan menambahkan bahwa negara Islam atau khilafah itu tidak ada. Dalam Alquran hanya ada lafadz kholifah atau pengganti. “Sebelum Nabi wafat, beliau berpesan kepada pengikutnya supaya ada penggantinya. Dan itu bukan mengganti sistem negaranya,” imbuhnya.

Ali Maschan mencontohkan Nabi Muhammad SAW pernah mendirikan negara Madinah yang didalamnya terdapat beberapa keberagaman suku, dan itu menjadi gambaran bahwa Nabi menghargai keberagaman suku dan bangsa.

“Nabi dulu mendirikan negara Madinah beragam jenis suku di dalamnya. Ada orang Yahudi, orang musyrik, Islam, Kristen semua jadi satu. Makanya tatanan negara Madinah sudah menerapkan Bhinneka Tunggal Ika di dalam sistemnya. Apa yang disampaikan beliau termasuk dakwah yang merangkul, sehingga membuat perbedaan di negara Madinah bisa saling rukun,” kata Ali Maschan yang juga menjadi Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim.

Sementara itu, Kasubdit Sosbud Ditintelkam Polda Jatim AKBP Agus Prasetyo, S.H., M.Hum. memberi paparan terkait tema acara yakni “Pancasila dalam Tindakan, Perkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

“Kita secara khusus pernah diajari yang namanya Pancasila. Generasi kini saya rasakan makin beda. Kita tidak hanya diajarkan Pancasila di sekolah, tapi perlu juga melihat bagaimana negara kita. Jadi kita tidak selalu protes kepada pemerintah,” ujarnya.

Menurut Agus, acara ini melibatkan beragam peraturan antara lain UU tentang Kepolisian, UU ITE, dan UU Ormas. Ia menyarankan agar masyarakat selalu berpikir positif kepada pemerintah. “Jika tidak, akan memicu munculnya hoax,” kata Agus.

Ia pun menyarankan untuk selalu melakukan cross check sebelum menyebarluaskan sebuah informasi. “Kalau ada berita yang tidak jelas, tanyalah dahulu kepada yang lebih tahu,” jelasnya.

Bagi Agus, ada empat pilar yang harus dipelajari dalam bernegara yakni Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, UUD 1945, dan NKRI. Diapun mengajak masyarakat untuk tetap bekerja dan menghindari berpikir negatif terutama kepada pemerintah, “Berbuatlah yang tidak bertentangan dengan Pancasila,” tambahnya.

Wartawan : Nurhadi

iklan warung gazebo

No More Posts Available.

No more pages to load.