Beda Budaya, Satu cinta.

by -311 Views
iklan aston

(Lomba Menulis Artikel Tingkat Nasional, Institut Kewarganegaraan Indonesia)

Banyuwangi the Sunrise of Java, but smile of Madura.



Latar belakang budaya masyarakat yang kultural menjadikan Indonesia disebut sebagai bangsa yang memiliki ribuan bahasa, suku, ras, agama, dan berbagai macam hal yang berbeda. Cinta tidak hanya melekat pada hati yang lumrah untuk kekasih, namun cinta juga bisa berasal dari toleransi, menghargai, berbeda namun tetap sekata.

Banyak yang berbeda tapi tetap pada satu cinta pun meski banyak problema kita tetap se-Pancasila, setara, dan serasa. Itu definisi dari Indonesia. Maka, tentu sebutan bahwa Indonesia itu punya kita dan harus terus dijaga dengan sepenuh jiwa dan raga. Banyuwangi contohnya, wilayah timur pulau Jawa yang juga memiliki banyak etnik keberagaman budaya. Secara geografis Banyuwangi mempunyai nilai strategis antara lain di sektor pertanian, perikanan, kelautan, pariwisata dan lain-lain.

Di samping itu, nilai bidang kepariwisataan mempunyai nilai potensial dan sangat strategis karena berdekatan dengan Pulau Bali yang merupakan daerah utama tujuan wisata negara maupun dalam negeri ataupun luar negeri. Tapi, jangan salah walau sering identik dengan orang-orang Jawa, suku Jawa atau hal-hal yang berbau dengan khas Jawa, Banyuwangi memiliki beragam budaya yang lumrah terjadi dalam masyarakat. Baik dari segi bahasa, kesenian, kerajinan, dan sebagainya.

Bahasa contohnya, mungkin yang kita ketahui secara geografis Banyuwangi terletak di Pulau Jawa, tepatnya Jawa Timur. Sebab itu, maka banyak yang beranggapan bahwa bahasa yang sering digunakan adalah bahasa Jawa. Sebenernya, pemahaman itu tidak sepenuhnya benar. Dalam kehidupan real bermasyarakat ada banyak bahasa yang berkembang, misalnya bahasa osing atau bahasa khas Banyuwangi sendiri, bahasa Jawa, atau bahkan Bahasa Madura.

Mengapa demikian? Karena Banyuwangi merupakan daerah yang multikultural akan budaya dan bahasa. Misal perbedaan antara bahasa osing dan Jawa, sekilas sama namun sebetulnya berbeda. Baik dari segi pengucapan, bahasa dan tatanan kata yang dipilih juga berbeda.

Lebih-lebih lagi ada sebagian besar orang Banyuwangi yang menggunakan bahasa Madura. Aneh bukan? Tentu tidak. Karena multikultural tersebut menjadikan sebagian besar wilayah Banyuwangi dihuni oleh orang-orang Madura bahkan hampir sebagian.

Tidak aneh, namun itu justru menjadi pemersatu tersendiri bagi masyarakat Banyuwangi. Perbedaan bahasa sama sekali bukan hambatan untuk tetap menjaga toleransi dan kerukunan setiap anggota masyarakat. Mungkin berbeda, namun kita tetap sama rata. Entah itu Madura atau Jawa kita tetap Banyuwangi, bagian dari NKRI.

Nilai-nilai Pancasila pun menjadi landasan yang selalu dijunjung tinggi karena apapun perbedaannya masyakarat Banyuwangi tetap berada dalam satu payung yakni Indonesia.

Sebenarnya Banyuwangi merupakan gambaran kecil dari keberagaman Indonesia jika kita mengkaji lebih dalam lagi jelas tidak akan ada habisnya. Dari Sabang sampai Merauke banyak sekali budaya-budaya yang berkembang di dalam masyarakat namun itu tidak menjadi penghalang untuk terus satu tujuan, seiya sekata dan sepemahaman yakni di bawah naungan Pancasila.

Banyuwangi merupakan sebutan dari Sunrise of Java artinya matahari yang terbit dari sebelah timur, namun Banyuwangi juga bisa disebut smile of Madura karena diisi oleh senyuman-senyuman ketulusan dan kerukunan orang-orang Madura.

Contohnya acara ceremony “Petik Laut Muncar” yakni suatu kegiatan yang dilaksanakan setiap bulan Sura, upacara bernilai sakral dengan acara puncaknya adalah melarung perahu kecil berisi sesaji yang terdiri dari berbagai macam kue, kepala kambing, buah-buahan dan lainnya.

Upacara adat ini biasanya dilakukan di daerah Muncar atau daerah selatan Banyuwangi. Namun, walapun identik Muncar sebagai salah satu wilayah yang kemungkinan besar berbahasa Jawa justru orang-orang yang di sana hampir semua bisa berbahasa Madura. Itu menunjukkan bahwa banyak sekali hal yang berbeda namun tetep rukun dan sekata.

Itu salah satu penggambaran bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan banyak hal, terutama budaya. Namun, hal tersebut bukan hambatan untuk tetap pada satu tujuan yakni Indonesia. Karena sebenarnya Pancasila tidak hanya mengatur bangsa, namun mengatur segala tatanan perbedaan dan hidup di setiap jiwa-jiwa cinta tanah air. Sekali lagi, berbeda bukanlah sebuah problema, melainkan cara ampuh untuk menggilas keberagaman, dalam  sath jiwa satu kata yakni Indonesia.

Banyuwangi, 31 Mei 2021

Wardatul Hasanah

iklan warung gazebo

No More Posts Available.

No more pages to load.