Transformasi Situbondo: Mas Rio dan Mbak Ulfi Bangun Human Capital Lewat Literasi dan Digitalisasi

by -44 Views
Wartawan: Kadari
Editor: Herry W. Sulaksono
Yuda Yulianto Akademisi Asal Situbondo

Situbondo, seblang.com – Kepemimpinan Bupati Yusuf Rio Wahyu Prayogo (Mas Rio) dan Wakil Bupati Ulfiyah (Mbak Ulfi) di Kabupaten Situbondo menunjukkan arah pembangunan yang semakin progresif. Hal ini ditandai dengan pergeseran paradigma dari pendekatan birokratis menuju model pembangunan yang lebih partisipatif dan kolaboratif.

Akademisi asal Situbondo, Yuda Yulianto, menilai pola kepemimpinan daerah saat ini menjadi faktor determinan bagi kemajuan Situbondo.

Menurutnya, kepemimpinan Mas Rio dan Mbak Ulfi berorientasi pada inovasi sosial, pemberdayaan masyarakat, serta penguatan identitas daerah yang berlandaskan nilai-nilai kolaborasi dan keberlanjutan.

“Secara teori empiris, geliat kegiatan pemerintahan di Situbondo memperlihatkan pergeseran yang sangat jelas. Pemerintah daerah tidak lagi hanya berperan sebagai penyedia layanan publik, tetapi juga sebagai enabler yang membuka ruang partisipasi luas bagi masyarakat, akademisi, pelaku usaha, dan komunitas lokal untuk terlibat dalam proses pembangunan,” ujarnya, Sabtu (11/10/2025).

Salah satu capaian fundamental yang disorot adalah penguatan sektor literasi dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia (human capital). Program literasi Situbondo, kata Yulianto, telah melampaui kegiatan membaca dan menulis konvensional. Program tersebut kini mengintegrasikan aspek literasi digital, literasi keuangan, dan literasi budaya.

“Kegiatan seperti Situbondo Membaca, pelatihan menulis kreatif bagi pelajar, serta kolaborasi antara Dinas Pendidikan dan komunitas lokal menjadi contoh nyata upaya menciptakan ekosistem literasi yang berkelanjutan,” jelasnya.

Selain itu, sektor ekonomi kerakyatan dan UMKM juga mengalami peningkatan signifikan. Pemkab Situbondo aktif mendorong program pemberdayaan ekonomi perempuan dan penyandang disabilitas, penguatan produk lokal, serta peningkatan daya saing melalui pendampingan digitalisasi usaha.

“Langkah ini tidak hanya memperluas basis ekonomi masyarakat, tetapi juga memperkuat posisi Situbondo sebagai daerah yang adaptif terhadap perubahan ekonomi global berbasis teknologi,” tambah Yulianto.

Dari sisi tata kelola pemerintahan, kepemimpinan Mas Rio dan Mbak Ulfi menekankan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan pelayanan publik yang responsif. Implementasi digitalisasi layanan publik, penerapan e-government, dan peningkatan indeks kepuasan masyarakat menjadi indikator nyata bahwa transformasi birokrasi sedang bergerak ke arah positif.

Data terbaru bahkan menunjukkan adanya penurunan angka kemiskinan dalam enam bulan pertama masa kepemimpinan mereka, yang menjadi bukti efektivitas strategi pembangunan yang diterapkan.

Selain bidang ekonomi dan birokrasi, kegiatan sosial dan budaya juga mendapat prioritas, antara lain pelestarian budaya lokal, penyelenggaraan festival daerah, dan revitalisasi ruang publik. Upaya tersebut dinilai penting untuk memperkuat kohesi sosial masyarakat Situbondo.

Menutup analisisnya, Yuda Yulianto menyimpulkan bahwa kepemimpinan Mas Rio dan Mbak Ulfi dapat dikategorikan sebagai Model Kepemimpinan Kolaboratif-Transformatif.

“Kebijakan publik di Situbondo diarahkan untuk mengubah struktur sosial menjadi lebih partisipatif, inklusif, dan adaptif terhadap tantangan era digital. Ini menandakan kesadaran politik yang tinggi terhadap pentingnya membangun human capital sebagai fondasi utama pembangunan daerah. Jika ada narasi negatif yang mencoba mereduksi capaian ini, data faktual dan analisis objektif membuktikan sebaliknya,” tegas Yulianto.

Menurutnya, pemerintahan Mas Rio dan Mbak Ulfi telah menghidupkan kembali semangat masyarakat Situbondo untuk tumbuh bersama, maju bersama, dan membangun daerah dengan prinsip kolaborasi lintas sektor dalam langkah nyata menuju “Situbondo Naik Kelas.”//////////

iklan warung gazebo