Ia juga mengkritik pola pikir para pengambil kebijakan yang dinilainya sempit dan terputus dari semangat para pendiri bangsa. “Coba buka kembali sejarah pendidikan yang dirintis Budi Utomo. Lihat kembali amanat UUD 1945. Pendidikan itu tanggung jawab negara. Jangan ada anak Indonesia yang sulit sekolah hanya karena regulasi yang kaku dan tidak berpihak pada rakyat kecil,” tegasnya.
GERAK Banyuwangi bahkan menyatakan penolakan keras terhadap sistem penerimaan siswa baru yang berlaku saat ini. Mereka mendesak pemerintah membuka ruang seluas-luasnya bagi anak-anak untuk mendaftar ke sekolah negeri di wilayah domisili mereka, tanpa dibatasi aturan teknis yang membingungkan.
“Pendidikan bukan hanya soal masuk sekolah. Tapi bagaimana negara menjamin anak-anak kita bisa belajar tanpa stres sejak dari proses pendaftaran. Kalau urusan masuk sekolah saja sudah bikin pusing tujuh keliling, bagaimana kita bicara masa depan bangsa?” pungkas Sulaiman.