Banyuwangi, seblang.com – Proses Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) tahun 2025 di Banyuwangi kembali memunculkan polemik.
Seorang wali murid mengaku kecewa setelah anaknya yang telah dinyatakan lolos jalur prestasi di SMP Negeri 1 Giri, tiba-tiba dinyatakan tidak diterima alias ditolak hanya beberapa jam kemudian setelah melakukan daftar ulang pada Rabu (28/5/2025) kemarin.
Sesuai jadwal yang telah diatur Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi, SPMB pendaftaran jalur prestasi jenjang SMP berlangsung hanya dua hari, 26-27 Mei.
“Saat itu, anak saya dinyatakan diterima di SMPN 1 Giri sampai hari akhir penutupan. Bahkan keesokan pagi harinya langsung daftar ulang,” ungkapnya.
Anehnya, meskipun sudah daftar ulang by sistem pada 28 Mei pagi, namun justru beberapa jam kemudian dinyatakan ditolak. Padahal siswa ini juga telah dimasukkan dalam grup WhatsApp calon siswa baru SMPN 1 Giri,
“Saya pikir sudah aman. Sudah daftar ulang lewat sistem, bahkan sudah dimasukkan ke grup calon siswa baru. Tapi siangnya dikabari teman kalau anak saya ternyata ditolak,” ujarnya dengan nada kecewa.
Orang tua siswa itu pun dengan didampingi guru berupaya untuk konfirmasi ke pihak terkait untuk meminta penjelasan. Namun yang didapat hanyalah kekecewaan.
“Kami langsung konfirmasi ke SMPN 1 Giri, tapi disuruh ke Dinas Pendidikan. Di sana, malah disuruh tanya balik ke sekolahan. Jadi dipingpong,” ujar sang wali murid.
Setelah bolak-balik, orang tua siswa akhirnya mendapat penjelasan dari salah satu pejabat Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi yang menyatakan bahwa “Sistem Error”. Pejabat tersebut menjelaskan, saat penutupan pendaftaran jalur prestasi ada kesalahan teknis, sehingga menyisakan beberapa siswa yang statusnya belum terverifikasi.
Akibatnya, keesokan paginya, siswa yang telah diterima itu pun tergeser oleh siswa lain yang memiliki nilai rapor lebih tinggi.
Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Suratno, menegaskan akan menindaklanjuti permasalahan ini. “Siap kami kroscek. Besok kepala sekolah kami mintai keterangan dan harus mempertanggungjawabkan kalau memang ini human error,” ujarnya.