Banyuwangi, seblang.com – Memperingati Hari Kartini, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menegaskan komitmennya untuk terus mendorong program pemberdayaan perempuan di berbagai sektor. Mulai dari ekonomi, pendidikan, kesehatan, hingga pelestarian seni dan budaya lokal, Pemkab Banyuwangi terus mengembangkan berbagai inisiatif yang mendorong kesetaraan dan peran strategis perempuan dalam pembangunan daerah.
“Memperingati Hari Kartini sejatinya adalah memperkuat emansipasi. Dan memperkuat emansipasi berarti meningkatkan pemberdayaan perempuan,” ujar Ipuk, Senin (21/4/2025).
Pemkab Banyuwangi memberikan ruang luas bagi perempuan dalam perencanaan hingga pelaksanaan pembangunan. Setiap tahun digelar forum seperti “Rembuk Perempuan dan Anak” untuk menjaring aspirasi dan memastikan kebijakan daerah mengakomodasi kepentingan perempuan dan anak.
“Perempuan memiliki peran strategis dalam pembangunan. Pemerintah daerah berkomitmen memberikan dukungan penuh agar mereka semakin berdaya,” tambah Ipuk.
Di sektor ekonomi, berbagai program digulirkan, seperti Kanggo Riko dan Warung Naik Kelas. Program Kanggo Riko yang dirintis sejak 2018 menyasar perempuan sebagai tulang punggung keluarga melalui bantuan alat usaha. Hingga kini, tercatat 8.788 perempuan telah menerima manfaat program tersebut. Para penerima juga mendapatkan perlindungan melalui BPJS Ketenagakerjaan.
Sementara Warung Naik Kelas menyasar pemilik warung rakyat dan ibu-ibu di desa yang belum memiliki usaha. Mereka diberikan bantuan alat usaha senilai Rp1 juta serta pelatihan keterampilan seperti merias, meracik jamu, membuat makanan dan minuman ringan, hingga konveksi. Saat ini, program tersebut telah menjangkau 1.364 warung dan ribuan perempuan.
Di bidang pendidikan, akses yang setara diberikan kepada perempuan di setiap jenjang. Program Beasiswa Banyuwangi Cerdas yang membiayai kuliah dan kebutuhan hidup hingga lulus juga banyak diminati dan didominasi oleh peserta perempuan.
Di sektor kesehatan, Banyuwangi memberikan perhatian pada layanan bagi perempuan di setiap tahap kehidupan, mulai dari ibu hamil, menyusui, hingga lansia. Posyandu terintegrasi hadir untuk mendampingi perempuan sejak remaja, serta tersedia Ruang Rindu sebagai layanan psikologis bagi perempuan korban kekerasan.
“Semua upaya dan program ini bertujuan memastikan perempuan di Banyuwangi dilindungi, diberdayakan, dan memiliki ruang untuk berkontribusi dalam masyarakat yang lebih inklusif,” ujar Ipuk.///////