Unik! Kampus Swasta Jember Terima 280 Mahasiswa Difabel, Hari Ini Belasan Diantaranya Wisuda Sarjana

by -52 Views
Writer: Nur Imatus Safitri
Editor: Herry W. Sulaksono
iklan aston

Jember, seblang.com – Sebanyak 628 mahasiswa Universitas PGRI Argopuro (Unipar) Jember melaksanakan kegiatan Wisuda ke-IV Program Diploma, Sarjana, dan Pasca Sarjana di Gedung Serba Guna Kaliwates, Jember. Dalam acara wisuda itu, ada 12 mahasiswa difabel ikut menjadi wisudawan.

Terkait hal itu, diungkapkan oleh Kepala Biro Humas dan Kerjasama Unipar Jember Ahmad Fadli. Kampusnya merupakan universitas swasta di Indonesia, yang paling banyak menampung mahasiswa dengan kondisi difabel selama ini.



“Karena memang Unipar merupakan kampus yang ramah terhadap disabilitas, sehingga banyak mahasiswa kami (khususnya Difabel) berasal dari Aceh sampai Papua. Kami Kampus yang komitmen ramah terhadap disabilitas, inklusif, ketika beberapa perguruan tinggi lain menolak teman-teman disabilitas,” kata Fadli saat dikonfirmasi sejumlah wartawan disela acara wisuda, Sabtu (22/2/2025).

Dalam kegiatan wisuda kali ini, kata Fadli, ada sebanyak 12 mahasiswa yang menjadi wisudawan dari program sarjana.

“Mereka adalah bagian dari 280 mahasiswa difabel yang kuliah di kampus kami,” ucapnya.

Terkait proses perkuliahan bagi kaum disabilitas itu, Fadli menjelaskan, pihaknya memfasilitasi dengah kondisi difabel dari mahasiswanya.

“Misalkan, ketika mahasiswa tunarungu, di Unipar ada juru bahasa isyarat. Ketika dosen tidak memahami bahasa isyarat, maka sudah ada yang menerjemahkan menggunakan bahasa isyarat. Siapapun itu dosennya, siapapun itu mahasiswanya, di semua Prodi,” ujarnya.

Terkait klaim sebagai kampus dengan mahasiswa difabel terbanyak, lebih lanjut kata Fadli, pihaknya mengaku pernah berkomunikasi dengan Staf Khusus Presiden RI.

“Sehingga ada Staf Khusus Presiden RI saat itu Pak Joko Widodo, Mas Billy Mambasar datang ke Jember untuk mengkonfirmasi kebenaran hal itu. Dan ternyata, ya memang benar. Kami tidak mengada-ada, memang faktanya demikian, sebagaimana yang ada saat ini, dan sebagian juga masih ada yang mengikuti prosesi wisuda,” ulasnya.

Sementara itu menurut salah seorang mahasiswa difabel asal FKIP Prodi Pendidikan Luar Biasa yang ikut dalam wisuda, Muhammad Roni mengatakan alasannya menempuh pendidikan hingga tingkat sarjana. Untuk meraih cita-cita ketika lulus SMA.

“Saat itu, agar saya ini bisa menjadi orang yang pintar dan sukses. Meskipun dengan kondisi ini, yang penting kita harus semangat, jangan menyerah, meskipun cobaan itu berat. Kita semangat dan berdoa, pasti ada jalan keluar,” ujar Roni.

Selanjutnya setelah diwisuda dirinya pun berencana akan melanjutkan pendidikan ke program Pasca Sarjana.

“Rencananya sih setelah lulus dari sini, saya kepingin bekerja sambil lanjut lagi ke S2,” ucap mahasiswa asal Aceh ini.

Senada dengannya, mahasiswa difabel lainnya Nuri Harini juga menyampaikan alasan dirinya menempuh pendidikan untuk mendapatkan gelar Sarjana.

“Karena saya melihat sejarah teman-teman tunanetra yang kuliah. Untuk itu saya ingin kuliah dan saya ingin mengabdikan diri (jadi guru) di sekolah,” ucap perempuan asal Banyuwangi Nuri.

Menurutnya, Kata Nuri menambahkan, mengenyam pendidikan tingkat tinggi adalah bagian dari hak asasi manusia.

“Termasuk kita, para disabilitas mempunyai hak untuk (mendapat) perlakuan sama. Dalam berpendidikan dan lain sebagainya,” pungkasnya.

iklan warung gazebo