Banyuwangi, seblang.com – Penyanyi asal Banyuwangi, Wandra Restusiyan, resmi merilis single terbaru berjudul Sing Tego. Lagu berbahasa Osing ini merupakan karya terakhir mendiang Agus Hardiyanto alias Koming, yang ditulis semasa hidupnya dan diberikan langsung kepada Wandra untuk dinyanyikan.
“Iya, ini adalah karya cipta terakhir almarhum yang diberikan ke saya untuk dinyanyikan,” ucap Wandra.
Wandra mengenang saat almarhum memberikan lagu tersebut. “Gendhing iki kanggo riko lik, tulung nyanyekno ya,” pesan Koming kepada Wandra sebelum berpulang. Artinya, “Lagu ini untukmu Lek, tolong nyanyikan ya.”
Wandra mengungkapkan bahwa Koming sudah menganggapnya seperti adik sendiri, sehingga mempercayakan lagu ini kepadanya.
Lagu Sing Tego mengisahkan luka batin dalam hubungan percintaan. Proses perilisan lagu ini sempat tertunda karena Wandra ingin mendapatkan aransemen yang tepat, mengingat liriknya menggunakan bahasa Banyuwangi. Selain itu, ia menunggu momen yang pas di tengah gempuran lagu-lagu viral di industri musik Tanah Air.
Melalui lagu ini, Wandra berharap radio di seluruh Indonesia dapat memutarnya. Selain sebagai bentuk apresiasi terhadap karya Koming, ia juga ingin membantu keluarga mendiang agar mendapatkan royalti dari lagu tersebut.
Wandra Restusiyan, yang bernama asli Ainur Rofik Wandra Restusiyan, lahir di Banyuwangi pada 15 Juni 1995. Ia dikenal sebagai penyanyi kendang kempul modern atau Pop-O (Pop Osing) dengan suara khas dan musikalitas tinggi. Di usianya yang masih muda, Wandra menjadi pionir dalam mengangkat kembali lagu-lagu daerah Banyuwangi yang sempat ditinggalkan generasi muda.
Kehadirannya di industri musik Indonesia membawa warna baru dengan konsep Pop-O, yakni perpaduan musik pop modern dengan lirik berbahasa Osing. Konsep ini sukses mengubah pola pikir generasi milenial dan membangkitkan kembali kecintaan terhadap lagu-lagu daerah Banyuwangi.
“Semoga lagu Osing Banyuwangi bisa kembali berjaya dan diterima oleh masyarakat pecinta musik di seluruh Indonesia,” pungkasnya.